Netanyahu Gelar Rapat Darurat Tengah Malam selama 5 Jam saat Amerika Gempur Fasilitas Nuklir Iran
Sri Juliati June 22, 2025 01:32 PM

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilaporkan menggelar rapat kabinet keamanan mendadak selama lima jam penuh pada malam serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran. 

CNN melaporkan,  pertemuan ini berlangsung dari sekitar pukul 10 malam waktu setempat hingga mendekati pukul 3 pagi, tepat saat jet-jet AS melancarkan serangan ke 3 fasilitas nuklir Iran.

Semua kabinet senior dilaporkan hadir di rapat darurat tersebut.

Menurut sumber terdekat, rapat tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran kunci yaitu Ron Dermer (tokoh dekat Netanyahu), Menteri Pertahanan Kats dan Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar, Kepala staf militer dan Kepala Mossad Tokoh garis keras seperti Itamar Ben Gvir (Keamanan Nasional) dan Bezalel Smotrich (Keuangan).

Pertemuan ini digelar dengan klaim kabinet Israel memantau jalannya serangan “Operation Rising Lion”, serangan militer AS yang menarget Fordow, Natanz, dan Esfahan. 

Netanyahu Puji Trump

Pada Minggu pagi, Netanyahu menyambut keputusan Trump sebagai momentum bersejarah.

"Selamat Presiden Trump, keputusan berani Anda untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan kekuatan Amerika Serikat yang dahsyat dan benar akan mengubah sejarah," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

Netanyahu menegaskan keyakinan atas moto “perdamaian melalui kekuatan” dan bahwa “malam ini, Trump dan AS bertindak dengan kekuatan besar,” kata dia.

"Presiden Trump dan saya sering berkata: 'Perdamaian melalui kekuatan.' Pertama datang kekuatan, lalu datang perdamaian. Dan malam ini, Presiden Trump dan Amerika Serikat bertindak dengan kekuatan yang besar," tambah Netanyahu.

Serangan Amerika Terhadap 3 Fasilitas Nuklir 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada Sabtu malam bahwa militer AS telah melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama di Iran. 

Operasi ini, yang disebut Trump sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler", menjadi titik eskalasi paling tajam dalam ketegangan AS-Iran dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” ujar Trump melalui platform Truth Social, dikutip dari Al-Arabiya.

Trump menegaskan bahwa "sejumlah penuh bom" dijatuhkan di Fordow, situs pengayaan uranium yang dikubur jauh di dalam tanah, dan bahwa semua pesawat Amerika telah keluar dari wilayah udara Iran serta kembali ke pangkalan dengan selamat tak lama setelah pukul 19.50 waktu setempat.

Pejabat militer AS mengonfirmasi bahwa serangan tersebut melibatkan pesawat pengebom siluman B-2, yang diberangkatkan dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman, Missouri.

Jet-jet ini menjatuhkan lima hingga enam bom penghancur bunker ke Fordow, satu-satunya jenis bom yang mampu menembus instalasi bawah tanah sekuat itu.

Sementara itu, sekitar 30 rudal Tomahawk diluncurkan oleh kapal selam AS dari perairan sejauh 400 mil, mengarah ke fasilitas nuklir lainnya di Natanz dan Esfahan.

Trump memperingatkan bahwa jika Iran tidak segera menyetujui kesepakatan damai, serangan lanjutan akan menyusul.

“Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir,” tegasnya. “Kami akan menyerang target-target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan. Sebagian besar dari target-target tersebut dapat dihancurkan dalam hitungan menit," jelasnya.

(Farra)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.