Serangan Bom Penghancur Bunker GBU-57A/B Amerika Serikat Gagal Hancurkan Situs Nuklir Fordow Iran?
Malvyandie Haryadi June 22, 2025 01:32 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat meluncurkan serangan ke fasilitas nuklir Iran, termasuk Fordow pada Minggu pagi (22/6/2025) yang oleh Presiden Trump disebut sukses menghancurkan lokasi tersebut.

Sebagai gambaran, menghancurkan situs nuklir tidak seperti menghancurkan pangkalan militer biasa.

Fasilitas ini sering kali berisi bahan radioaktif, mesin yang rumit, dan struktur yang diperkuat untuk mencegah kebocoran atau kecelakaan. 

Bom "penghancur bunker", seperti yang dilakukan AS dengan GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 30.000 pon, dirancang untuk menghantam jauh ke dalam tanah untuk mencapai fasilitas yang terkubur.

Namun, laporan sementara dari media lokal Iran termasuk sejumlah pegiat media sosial negara itu mengungkapkan, serangan AS hanya merusak sebagian situs, bukan menghancurkannya.

"Laporan sementara bagian yang mengalami kerusakan di lokasi pintu masuk. Kami akan terus memperbarui laporan terkait hal ini," ujar seorang wartawan IRIB.

Seorang reporter Fars News yang ditempatkan di dekat kompleks rekreasi Mahtab pada pukul 2:35 dini hari waktu setempat menyaksikan serangan itu.

"Percikan api singkat, sedikit debu, dan pembakaran yang tidak memuaskan selama 3 menit di arah umum Fordow. Sekitar 6 bunker penghancur dan 30 rudal jelajah dijatuhkan ke lereng bukit yang sudah dievakuasi. Itu adalah pertunjukan cahaya yang sangat mahal untuk rekaman pemilihan ulang Netanyahu."

Sementara pegiat media sosial Thomas Keith dalam postingannya juga memprediksi kerusakan Fordow tidak separah seperti yang diklaim Donald Trump.

Enam bom penghancurkan bunker dilaporkan dijatuhkan di Fordow. GBU-57A/B mengandalkan efek energi kinetik, bukan daya tembak, 30.000 lbs tungsten. Namun Fordow dibangun untuk ini," tulisnya.

Menurutnya, satu serangan tidak akan menghancurkan apa pun, sedangkan dua serangan hanya menembus mulut terowongan. 

"Untuk benar-benar menghancurkan inti, Anda memerlukan pengurutan ketat, konvergensi vektor, konfirmasi telemetri, dan pelapisan kerusakan waktu nyata. Itu tidak terjadi, paling mungkin, mereka hanya menutup pintu masuk. Iran melaporkan tidak ada gangguan inti, tidak ada penghentian pengayaan, dan tidak ada keruntuhan internal."

"Jika Fordow memang hancur, Anda akan melihat kawah, pecahnya elektromagnetik, pengangkutan udara darurat, seismograf menyala, dan suar IR di bawah gunung."

"Sedangkan serangan rudal Tomahawk di Natanz dan Esfahan tidak akan memberikan dampak apa pun. Rudal jelajah bersifat subsonik, tidak tembus, dan dirancang untuk menghancurkan permukaan. Anda tidak akan memenggal infrastruktur nuklir dengan rudal (Tomahawk) Block IV."

Efek Radioaktif

Sebagai informasi, ledakan di sebuah situs nuklir yang memiliki bahan radioaktif dapat merusak sistem penahanan, melepaskan radiasi ke udara, tanah, dan air. 

Dalam skenario terburuk, hal ini dapat menyebabkan keracunan radiasi lokal, kerusakan lingkungan, atau kontaminasi jangka panjang.

Seberapa serius risiko radiasi?

Menurut Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), serangan langsung terhadap fasilitas nuklir yang beroperasi membawa risiko tinggi pelepasan radioaktif, tergantung pada seberapa banyak bahan yang ada dan apakah terlindung dengan baik.

Iran telah mengklaim bahwa situsnya tidak aktif dan telah dievakuasi sebelum serangan. Namun klaim ini belum diverifikasi secara independen. Risiko radiasi tidak dapat dikesampingkan hingga pemantauan udara dan tanah memastikan keamanannya.

Bahkan dalam kasus yang tidak bersifat eksplosif, puing-puing dari reaktor yang rusak, limbah yang disimpan, atau produk sampingan pengayaan dapat menyebabkan warga sipil dan pekerja pembersihan terpapar dosis yang berbahaya.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.