Laporan Wartawan Wartakotalive, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indro menceritakan tentang perjuangan dirinya berkarier bersama mendiang Dono dan Kasino dalam grup Warkop DKI, di zaman orde baru.
Indro mengakui menghibur sambil memberikan kritik di zaman Pemerintahan Orde Baru tidak mudah, bahkan mereka sering sekali dipantau oleh petinggi Negara.
Hal tersebut dikarenakan Indro bersama mendiang Dono dan Kasino, dianggap sering mengkritisi Pemerintahan Warkop DKI Sering sekali mendapatkan ancaman dari pihak manapun, yang tak suka dengan karyanya yang selalu mengirimkan kritik secara keras.
"Wah dulu tuh keras lah zaman itu (orde baru). Tapi kami harus tetap berkarya," kata Indro Warkop ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).
"Ya kalau ancaman dibunuh, surat kaleng, surat cap tangan berdarah pernah kita dapatkan," ucap pria berusia 67 tahun tersebut.
Bahkan, diakui Indrodjojo Kusumonegoro, ia bersama dengan Dono dan Kasino pernah menerima tawaran dari sebuah kelompok besar di Indonesia, untuk keliling Indonesia buat kampanye tahun 1982.
Honor yang diterima Dono, Kasino, Indro itu mencapai Rp 1 miliar.
"Tawaran itu untuk satu bulan keliling Indonesia buat kampanye tawarannya Rp 1 miliar tahun 1982. Itu menurut kami teror terbesar buat kami, kenapa? Rp 1 miliar loh di tahun 1982," jelasnya.
Indro menyebut kalau Warkop DKI menolak tawaran tersebut karena dianggap sebagai teror dan tak masuk akal.
"Kami mikir dapat Rp 1 miliar dibagi 3 dapat Rp 325 juta lah. Bayangin, sementara rumah termahal di Jakarta di Permata Hijau Rp 200 juta. Wah segede apaan tuh rumah Rp 200 juta, kita punya Rp 300 juta, gak gila tuh kami?" ujar Indro Warkop. (Ari).
--