Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Pemerintah Kabupaten Pasuruan resmi membuka Sekolah Lapang Peternakan Terintegrasi sebagai bagian dari program Diktisaintek Berdampak.
Program ini menjadi wujud nyata sinergi antara akademisi dan pemerintah daerah dalam menguatkan sektor peternakan berbasis pemberdayaan.
Pembukaan dilaksanakan Selasa (24/5/2025) oleh Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo dengan menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Program ini akan berlangsung selama tiga bulan dan tersebar di 12 titik lokasi di berbagai kecamatan di Kabupaten Pasuruan.
“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah kolaborasi lintas ilmu dan kepedulian. Antara kampus dan pemerintah, antara teori dan praktik, untuk peternak yang lebih mandiri,” ujar Bupati Rusdi.
Program ini mencakup tujuh komoditas peternakan strategis: sapi perah, sapi potong, kambing, domba, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik pedaging. Kegiatan dilakukan melalui metode teori dan praktik langsung di lapangan.
Adapun sebaran lokasi pelatihan adalah sebagai berikut Grati: sapi perah dan kambing, Kraton: domba, Wonorejo: itik pedaging.
Sedangkan Rembang: ayam petelur dan ayam pedaging, Bangil: ayam petelur, Purwodadi & Beji: sapi potong, Purwosari: domba, dan Prigen: kambing.
“Semua kegiatan didampingi oleh tim dosen dari Fakultas Peternakan UB serta Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, dibagi menjadi tiga tim pelaksana,” tambahnya.
Mas Rusdi menekankan bahwa kegiatan ini tak hanya edukatif, tetapi juga bagian dari pengabdian kampus kepada masyarakat.
Tujuannya jelas, memperkuat ketahanan pangan dan pertanian berbasis peternakan secara berkelanjutan.
“Di sejumlah lokasi akan kami kembangkan fasilitas pendukung, termasuk pusat pembelajaran teknik peternakan yang dapat diakses langsung oleh peternak. Sekolah lapang ini adalah awal dari ekosistem pengetahuan yang berpihak pada petani dan peternak,” tegasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Kabupaten Pasuruan terus menapaki jalan kemandirian pangan.
Sekolah lapang bukan sekadar pelatihan, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan pertanian dan peternakan lokal.