Habiskan Anggaran Rp1,6 M, Anggota DPRD Alasan Buat Pengadaan 40 iPad, Disebut Menunjang Kinerja
Mujib Anwar June 24, 2025 08:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Ketua DPRD Kabupaten Lahat, Fitrizal Homizi, mengusulkan anggaran pengadaan 40 iPad untuk seluruh anggota DPRD.

Adapun pengadaan iPad untuk anggota DPRD Kabupaten Lahat ini bakal menghabiskan anggaran Rp1,6 miliar.

Dengan spesifikasi iPad 1 TB, plus pencil dan keyboard.

Tak ayal rencana Fitrizal tersebut menuai sorotan publik.

Dijelaskan Fitrizal, pengadaan iPad tersebut bukanlah suatu bentuk pemborosan.

Ia menyadari pemerintah saat ini tengah melakukan efisiensi anggaran.

Hanya saja, pengadaan iPad tersebut telah dibahas bersama pihak eksekutif pada tahun 2024 lalu, sebelum keluarnya inpres tentang efisiensi.

Proses pembahasan pengadaan pun dilakukan secara transparan, melalui mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan.

Ia juga mengatakan, pengadaan iPad ini untuk menunjang kinerja anggota DPRD. 

Katanya, terutama dalam hal komunikasi dan akses informasi, khususnya di era digital. 

"Untuk iPad ini, memang berguna untuk mendukung kinerja DPRD Lahat, jadi tetap dianggarkan," tegas Fitrizal Homizi, Senin (23/6/2025), dilansir dari Tribun Medan.

Fitrizal menjelaskan, pengadaan iPad ini justru sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja kedewanan di tengah perkembangan teknologi sekarang.

Dimana dengan menggunakan iPad, bahan-bahan rapat pembahasan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), juga rapat lainnya, cukup menggunakan softcopy.

"Ini juga bentuk dan imbas efisiensi, karena sudah mengurangi kebutuhan akan dokumen cetak dan ATK lainnya. Jika rapat, tidak perlu lagi sepenuhnya menggunakan dokumen kertas, yang sampai ribuan halaman," jelasnya.

Ketua DPRD Kabupaten Lahat, Fitrizal Homizi
Ketua DPRD Kabupaten Lahat, Fitrizal Homizi (Sripoku.com/Ehdi Amin)

Terkait efesiensi, Ketua DPRD Kabupaten Lahat dua periode ini menyebut, DPRD Lahat juga telah lakukan efisiensi anggaran.

Yakni dengan membatalkan rehab gedung DPRD Kabupaten Lahat dan anggaran perjalanan dinas yang dipangkas sebesar Rp500 juta. 

"Penggunaan iPad ini mampu menekan kebutuhan alat tulis kantor (ATK) dan dokumen fisik."

"Semua dokumen kini disiapkan dalam bentuk file PDF dan dapat diakses langsung melalui perangkat tersebut (iPad)," ujarnya.

Di sisi lain, Fitrizal juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memantau DPRD Lahat.

Ia memastikan DPRD tetap akan menjalankan fungsinya yaitu penganggaran, legislasi dan pengawasan.

"Untuk pengawasan, saat ini yang tengah kita lakukan terhadap anggaran yang diefisiensi pemerintah daerah sebesar Rp435 miliar."

"Agar sesuai dengan amanat inpres dan surat edaran Mendagri, yaitu untuk ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan makan bergizi gratis," tutur politisi Partai Demokrat tersebut.

Sementara itu, di daerah lain, runtuhnya Gedung DPRD Pesawaran, Lampung, membuat masyarakat yang berada di sekitar lokasi berteriak histeris.

Rakyat marah saat melihat gedung para pejabat tersebut ambruk dan mempertanyakan anggaran Rp1,3 triliun.

Momen tersebut terekam dan diunggah di akun Tiktok @feedgramindo4 pada Jumat (23/5/2025).

"Ya Allah-ya Allah, ini gedung ambruk," ucap seorang ibu sambil memperlihatkan gedung yang terbengkalai, dilansir dari Tribun Jateng.

Lalu, terlihat seorang warga yang mengenakan peci melayangkan protes.

"10 tahun tidak pernah direhab, ini hancur," tanya seorang warga.

"Anggaran Rp1,3 triliun, uangnya ke mana pak? Sekarang tinggal berapa pak?" imbuhnya terus mendesak seorang anggota DPRD di daerah tersebut.

Tampak seorang pria berkacamata mengenakan kaus hitam diduga sebagai anggota DPRD, hanya bisa diam.

Para anggota DPRD yang ada di lokasi kejadian juga hanya cengar-cengir saat ditanya warga.

Ia hanya berjalan meninggalkan warga yang protes.

Tampak atap gedung DPRD Pesawaran tersebut roboh.

Terlihat gedung tersebut tidak dirawat dengan baik, banyak plafon dan tembok yang jebol.

Bagian dari Gedung DPRD Pesawaran mengalami kerusakan setelah runtuh pada Jumat (23/5/2025) siang. Sekwan mengimbau masyarakat tak berspekulasi sembarangan.
Bagian dari Gedung DPRD Pesawaran mengalami kerusakan setelah runtuh pada Jumat (23/5/2025) siang. Sekwan mengimbau masyarakat tak berspekulasi sembarangan. (Tribun Lampung)

Peristiwa gedung DPRD Pesawaran runtuh pada Jumat siang, tepat satu hari menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024, mengundang beragam reaksi dari masyarakat.

Di sejumlah grup media sosial, banyak yang mengaitkannya dengan hal mistis, menyebut runtuhnya bangunan sebagai bentuk 'kemarahan leluhur'.

Menanggapi isu tersebut, anggota DPRD Pesawaran, Leninda Putri, menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak berkaitan dengan hal mistis, melainkan murni akibat kelalaian.

"Saya rasa ini tidak ada kaitannya dengan mistis. Ini murni kelalaian kami, baik dari anggota DPRD maupun sekretariat, yang tidak memperhatikan kondisi bangunan, terutama ornamen-ornamen yang sudah rapuh," ujar Leninda saat dikonfirmasi Tribun Lampung, Jumat sore.

Ia menambahkan, faktor cuaca juga turut memperparah kondisi bangunan. 

"Kita tahu beberapa hari terakhir cuaca di Lampung, khususnya Pesawaran, cukup ekstrem. Hujan deras disertai angin kencang, bahkan sebelumnya sempat terjadi gempa bumi. Ini semua turut mempengaruhi kerusakan," jelasnya.

Leninda, yang juga merupakan anggota fraksi Gerindra, berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi jajaran DPRD Pesawaran. 

"Semoga ini menjadi hikmah dan pembelajaran bagi kita semua agar lebih teliti dan peduli terhadap kondisi gedung. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali," pungkasnya.

Sekretaris DPRD Pesawaran, Toto Sumedi, membenarkan adanya kerusakan pada salah satu bagian gedung wakil rakyat tersebut.

Ia mengatakan, langkah cepat langsung diambil untuk menanggulangi situasi.

"Kami segera berkoordinasi dengan tim teknis guna meninjau struktur bangunan dan memastikan tidak ada potensi bahaya lanjutan."

"Aktivitas di DPRD tetap berjalan, namun dengan penyesuaian demi keselamatan bersama," ujar Toto.

Toto juga mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi sembarangan terkait penyebab insiden ini.

Ia meminta agar publik menunggu hasil pemeriksaan teknis dari instansi berwenang.

"Keselamatan pegawai dan masyarakat adalah prioritas kami. Kami juga terus mengikuti perkembangan informasi dari BMKG untuk mengambil langkah antisipatif ke depan," tambahnya.

Pemerintah daerah saat ini turut melakukan pengecekan menyeluruh terhadap infrastruktur lain guna mengantisipasi dampak lanjutan dari cuaca yang masih belum bersahabat.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca terbaru, mengingat potensi hujan lebat dan angin kencang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.