TRIBUNMANADO.CO.ID - Setelah dinyatakan lolos seleksi masuk perguruan tinggi, para calon mahasiswa kini bersiap menapaki dunia perkuliahan termasuk mereka yang diterima di Universitas Indonesia (UI).
Selain mempersiapkan diri secara akademik, aspek non-akademik seperti biaya hidup juga menjadi hal penting yang harus diperhitungkan.
Kampus utama UI yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat, memiliki luas sekitar 350 hektare, di mana hampir setengahnya merupakan kawasan hutan kota.
Dengan luas tersebut, sejumlah titik lokasi di dalam kampus bisa saling berjauhan, sehingga mobilitas menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan mahasiswa.
Namun tak perlu khawatir, UI menyediakan berbagai pilihan transportasi dalam kampus, mulai dari layanan gratis seperti bus kuning (bikun), sepeda kampus, hingga transportasi berbayar seperti ojek online dan angkutan umum yang menjangkau area sekitar.
Selain transportasi, mahasiswa baru juga perlu memperhitungkan biaya kos atau tempat tinggal, makan harian, hingga kebutuhan kuliah lainnya.
Dengan perencanaan yang matang, mahasiswa dapat menyesuaikan gaya hidup sesuai kemampuan, agar bisa fokus menimba ilmu di salah satu kampus terbaik di Indonesia ini.
UI memiliki Ojek Mitra Kampus (OMK) yang ada di beberapa titik, antara lain Stasiun UI, Stasiun Pondok Cina, Kukusan Teknik (Kutek), dan Asrama UI.
Setiap perjalanan di dalam UI akan dikenakan Rp 10.000. Tersedia pula ojek online yang tersebar di seluruh wilayah kampus.
Jika mahasiswa tidak ingin mengeluarkan uang, UI menyediakan Bis Kuning (Bikun) yang turun di setiap titik fakultas.
Termasuk tempat aktivitas lainnya, seperti stasiun, asrama, dan gedung olahraga. Terbagi menjadi dua jalur, yaitu biru dan merah.
Bagi mahasiswa yang tidak tinggal di daerah dekat kampus, dapat menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL). Di kawasan UI, ada dua stasiun, yaitu Stasiun UI dan Stasiun Pondok Cina yang bertarif di kisaran Rp3.000-Rp8.000 tergantung rute perjalanan.
Ada pula Transjakarta yang berhenti di Halte Menwa dengan tarif Rp3.500. Mahasiswa bisa melanjutkan perjalanannya menggunakan Bikun.
Universitas Indonesia menyediakan asrama bagi mahasiswa yang berdomisili di luar Jabodetabek saat mereka berada di semester 1–4. Dilansir dari laman Instagram resmi @univ_indonesia, Rabu (26/6/2025) tersedia beberapa tipe kamar, berikut rinciannya:
Selain itu, di luar wilayah UI terdapat empat titik yang menjadi andalan tempat tinggal selama berkuliah.
Jaraknya dekat dengan UI sehingga mungkin bagi mahasiswa untuk berjalan kaki ke kampus dan menghemat biaya ongkos. Berikut adalah hasil penelusuran reporter Kompas.com pada beberapa mahasiswa yang tinggal di wilayah tersebut:
1. Kukusan Teknik (Kutek)
Seperti namanya, Kukusan Teknik berada di belakang Fakultas Teknik sehingga sangat strategis bagi mahasiswa yang berkuliah di FT dan FEB. Salah satu kos dari rumah warga menawarkan kamar non-AC dengan harga Rp 750.000. Serta, kamar dengan AC, kamar mandi dalam, termasuk biaya listrik di harga Rp 1.300.000
2. Kukusan Kelurahan (Kukel)
Terletak di samping Kutek, Kukel cocok bagi mahasiswa yang berkuliah di Vokasi karena jaraknya yang berdekatan.
Salah satu kos di Kukel, menawarkan kamar dengan harga Rp 2.000.000. Lengkap dengan AC, kamar mandi dalam, air panas, dan parkir mobil. Selain itu, desain kamar loft bed membuat kamar terlihat lebih luas.
3. Pondok Cina (Pocin)
Mahasiswa yang berkuliah di rumpun ilmu kesehatan, bisa memilih kos atau kontrakan di daerah ini. Serupa dengan beberapa daerah lainnya, biaya kos dimulai dari harga Rp 650.000-Rp 2.000.000 ke atas. Tergantung dari fasilitas yang dipilih.
Daerah ini juga sangat dekat dengan Stasiun Pondok Cina.
4. Balik Rel (Barel) dan Margonda
Barel merupakan wilayah samping UI yang terletak di belakang stasiun dan rel kereta api. Secara geografis, wilayah ini lebih dekat dengan FH, FPSI, FISIP, dan FIB.
Tepat di tembusan Barel, ada Jalan Raya Margonda yang selalu padat lalu lintas. Bagi mahasiswa yang membawa mobil atau menginginkan tempat tinggal yang lebih private, apartemen kawasan Margonda bisa menjadi solusi.
Apartemen terdekat meliputi Taman Melati (Rp 2 hingga 4 juta) dan Evenciio (Rp 3 hingga 6 juta). Harga tergantung penyewa, tipe kamar, dan biaya IPL, listrik dan air.
Marcello, mahasiswa yang tinggal di Evenciio, biasanya berjalan kaki ke kampus melalui dua jembatan penyebrangan. Namun, saat cuaca terik, ia lebih memilih ojek online. Kini, apartemennya juga menyediakan fasilitas shuttle bus ke UI.
“Sebulan terakhir, opsi yang bagus banget tuh fasilitas bus yang Evenciio tawarin, jadi bus ini langsung berangkat dari Evenciio ke UI, jadi basically jadi nge-skip 2 jembatan (penyebrangan menuju UI),” ujar Marcello.
Mahasiswa lainnya Bernadette mengaku, setiap harinya berangkat ke kampus menggunakan ojek online dan KRL dari Setiabudi.
“Biasanya aku untuk transportasi ngeluarin sekitar 30 ribu per hari. Termasuk biaya KRL berangkat dan pulang, sama ojek online untuk pulang. Kalo berangkat biasanya diantar sama orangtua,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan mengenai harga makanan dan jajanan yang dibeli saat berada di kampus. Dengan uang Rp 20.000, Bernadette mendapatkan seporsi nasi ayam atau sate kesukaannya.
“Cuma, gak jarang juga harus beli kopi atau minuman air mineral. Kopi itu bisa sekitar 18 sampai 20 ribu rupiah. Kalo air mineral sekitar 4 ribu rupiah. Jadi, kurang lebih sehari ngeluarin sekitar 50-70 ribu rupiah, sih,” tambahnya.
Berbeda dengan Bernadette, Zidny menyewa kos di Kukusan Teknik. Normalnya, ia menghabiskan uang sebesar Rp 30.000-Rp 70.000 tergantung makanan yang dibeli. Sebagai tambahan, Zidny juga harus mengeluarkan uang bensin sebesar Rp 30.000 per dua minggu.
“Karena letak kos saya cukup jauh dari gerbang Kutek, kalau jalan bisa 15 menit. Dan, saya suka mepet kalau bangun jadi alternatif terbaik adalah motor,” jelasnya.
Biaya yang dikeluarkan setiap mahasiswa berbeda-beda, tergantung pada moda transportasi yang digunakan serta pilihan makanan, minuman, atau jajanan yang mereka konsumsi selama di kampus.
-
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini