BOLASPORT.COM - Paul Munster tergolong pelatih yang mau belajar bahasa Indonesia kala melatih Persebaya dan kini Bhayangkara FC.
Sepak bola Indonesia selalu diwarnai pelatih asing, dengan karakter yang beragam pula.
Sebagai pelatih asing, idealnya mereka mempelajari bahasa Indonesia untuk mempermudah komunikasi dengan pemain lokal.
Namun hal tersebut tak terjadi pada sejumlah pelatih yang memilih berbicara menggunakan penerjemah.
Sebagai contoh, Shin Tae-yong mendapat kritik dari netizen lantaran tak belajar bahasa Indonesia selama lima tahun di sini.
Sepanjang menangani timnas Indonesia, Shin Tae-yong selalu ditemani penerjemah Jeong Seok-seo.
Begitu pula dengan sang "rival", Thomas Doll, yang sempat dua tahun memimpin Persija Jakarta.
Doll sempat berkata "malas" dan "tak ada waktu" untuk belajar bahasa Indonesia, walaupun ia sendiri tergolong blak-blakan di depan media.
Kemalasan yang sama tidak menghinggapi Paul Munster, pelatih asal Irlandia Utara yang melatih dua klub di Indonesia.
Paul Munster sempat menangani Bhayangkara FC selama tiga tahun dalam kurun 2019 hingga 2022.
Setelah itu, ia sempat menjadi direktur teknik PSSI-nya Brunei Darussalam, sebelum kembali ke Indonesia.
Ia melatih Persebaya Surabaya selama 1,5 musim, untuk kemudian kembali ke Bhayangkara FC per musim ini.
Terhitung ia sudah tinggal di Indonesia selama 4,5 tahun, dan masih akan bertambah lama.
Dalam hal bahasa Indonesia, pantauan BolaSport.com, Munster terkadang bisa menjawab pertanyaan bahasa Indonesia dari wartawan, tanpa menunggu penerjemah.
"Saya bisa bicara (bahasa Indonesia), sekarang saya bisa berkata 'Apa kabar?'," ujar Munster.
"Sepak bola punya bahasa sendiri, tidak masalah."
"Itu proses untuk saya karena setelah dua tahun delapan bulan (periode pertama di Bhayangkara), saya pergi ke Brunei."
Munster kini menjalani periode kedua bersama The Guardian, yang baru saja promosi sebagai runner-up Liga 2.
"Sekarang tahap demi tahap, saya juga di sini untuk waktu yang lama, jadi saya akan lebih banyak bicara bahasa."
"Karena di sepak bola saya menggunakan bahasa dan Inggris, dan itu membuat saya banyak berpikir, dan mereka (pemain) baik-baik saja."
Munster membawa Bhayangkara dan Persebaya melejit ke papan atas, bisakah musim ini ia membawa klub pertamanya kembali ke jajaran elite Liga 1?