China dan India Pangkas Impor Batu Bara dari Indonesia, Ini Alasannya
kumparanBISNIS June 30, 2025 04:20 PM
Negara pengimpor batu bara termal utama, China dan India, memangkas pembelian batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik dari Indonesia.
Kedua negara tersebut menggantinya dengan batu bara padat energi dari tempat lain, karena jatuhnya harga global telah membuat batu bara berkualitas tinggi menjadi lebih kompetitif.
Pembelian batu bara oleh China dan India dari Indonesia, yang merupakan eksportir terbesar di dunia, turun lebih cepat daripada keseluruhan impor batu bara termal mereka.
China dan India beralih ke jenis batu bara dengan nilai kalori lebih tinggi (CV) yang menghasilkan lebih banyak energi per ton, kata pejabat industri.
"Batu bara dengan CV yang lebih tinggi lebih mahal, tetapi menghasilkan lebih banyak energi untuk setiap dolar yang dikeluarkan pada harga saat ini. Satu juta ton batubara dengan CV yang lebih tinggi dapat menggantikan 1,2-1,3 juta ton atau bahkan 1,5 juta ton dari india," kata Vasudev Pamnani, direktur di perusahaan perdagangan batubara I-Energy Natural Resources yang berbasis di India, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/6).
Di Tiongkok, batu bara termal kalori sedang dan rendah dari Indonesia telah berjuang untuk bersaing dengan pasokan Rusia yang didiskon dengan mutu yang sama, kata analis Kpler, Zhiyuan Li.
Ramli Ahmad, presiden direktur perusahaan pertambangan Indonesia Ombilin Energi, mengatakan batu bara Indonesia dapat bangkit kembali jika harga batu bara dengan mutu lebih tinggi meningkat akibat konflik Timur Tengah.
Dengan demikian, kenyataan pahit bagi batu bara dengan CV lebih rendah akan tetap anjlok penjualannya selama batu bara dengan mutu yang lebih padat energi harganya masih kompetitif di pasar.
Batu bara Mongolia di Tiongkok dan batu bara Afrika Selatan di India merupakan komoditas yang paling banyak mengalami keuntungan dengan mengorbankan Indonesia, dengan pangsa pasar keduanya menyentuh rekor tertinggi di pasar tersebut dalam lima bulan pertama tahun 2025, menurut data bea cukai Tiongkok dan perdagangan India.
Produksi yang lebih tinggi dan peningkatan efisiensi akan terus meningkatkan ekspor batu bara Mongolia, meskipun harga batu bara termal di Tiongkok turun karena batu bara Mongolia tetap kompetitif harganya, kata Xue Dingcui, analis di Mysteel.
Perbesar
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
China dan India juga telah meningkatkan pembelian dari Tanzania , yang sebagian besar tidak ada dalam peta perdagangan batu bara laut global hingga perang Rusia dengan Ukraina pada tahun 2022.
Pedagang India juga telah meningkatkan pembelian batu bara kualitas tinggi dari Kazakhstan, Kolombia, dan Mozambik tahun ini. Sementara pasokan Australia telah memperoleh pangsa di China.
Indeks batu bara Indonesia dan Australia, yang mencerminkan mutu yang disukai pembeli Tiongkok, telah mengalami tren penurunan sejak Oktober 2023, dengan patokan Australia turun lebih cepat daripada patokan Indonesia.
Secara keseluruhan, impor batu bara Cina turun hampir 10 persen menjadi 137,4 juta ton dalam lima bulan pertama tahun ini, sementara pengiriman ke India turun lebih dari 5 persen menjadi 74 juta ton.
Ekspor Indonesia merupakan yang paling terpukul, dengan pasokan ke China dan India masing-masing turun 12,3 persen dan 14,3 persen. Total ekspor batu bara negara Asia Tenggara itu turun 12 persen menjadi 187 juta ton pada periode Januari-Mei, menurut data dari firma analisis Kpler.
Untuk mengatasi penurunan ekspor, penambang Indonesia beralih ke permintaan domestik, dengan pengiriman lokal diperkirakan naik 3 persen tahun ini dan ekspor diperkirakan turun sekitar 10 persen, menurut Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia.