TRIBUNNEWS.COM - Berikut sosok Letda Abu Yamin, perwira TNI AL yang dikeroyok preman di Terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Letda Abu Yamin merupakan pria kelahiran 1972 atau kini berusia 53 tahun.
Ia sehari-hari bertugas di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya, sebagai Polisi Militer.
Meski berdinas di Surabaya, Letda Abu Yamin berdomisili di Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Rutin setiap akhir pekan ia pulang ke rumahnya menggunakan bus untuk berkumpul dengan keluarganya.
Informasi tambahan, Abu Yamin memiliki pangkat pangkat Letnan Dua (Letda) Laut adalah pangkat terendah dalam golongan perwira pertama di TNI Angkatan Laut.
Pangkat ini didapatkan setelah lulus dari pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL).
Letda Laut dalam TNI Angkatan Laut dilambangkan dengan satu garis emas pada bahu.
Saking seringnya rutin di Terminal Arjosari Malang, Letda Abu Yamin mempunyai teman akrab pedagang asongan bernama Juari.
Keduanya kerap ngopi bareng.
Juari bersaksi, Letda Abu Yamin merupakan orang baik.
"Sering sekali beliaunya ke sini. Mengajak minum kopi, orangnya baik."
"Saya sering diingatkan untuk salat berjamaah," katanya, dikutip dari Suryamalang.com, Senin (30/6/2025).
Juari melanjutkan ceritanya, ia mengakui memang dekat dengan Letda Abu Yamin.
Bahkan, dirinya menyimpan nomor pribadi dari korban.
Juari juga membeberkan, tidak hanya selepas dinas Letda Abu Yamin singgah di terminal sebelum dijemput keluarganya.
Saat liburan pun, korban menyempatkan diri bertemu dengan Juari.
"Kalau sedang libur, ke sini ya pakai celana pendek begitu," tandas dia.
Sosok korban di mata keluarganya
Anak pertama dari Letda Abu Yamin, Alfia Nur Maharani (26) mengatakan, ayahnya sangat sayang kepada cucunya.
Ia sempat melakukan video call dalam bus saat perjalanan dari Surabaya ke Malang.
"Sekitar jam 16.00 WIB saat masih di dalam bus, ayah saya itu masih komunikasi video call dengan cucu katanya mau dibelikan es krim," katanya, dikutip dari Suryamalang.com.
Bagi Alfia, Letda Abu Yamin juga ayah yang baik.
Korban dikenal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
"Kepribadiannya baik dan sederhana."
"Selain itu, ayah ini juga seorang ayah yang sangat peduli sama anak-anaknya," urainya.
Alfia turut membeberkan detik-detik saat dirinya mendapatkan kabar ayahnya dikeroyok.
Semua bermula rumahnya didatangi 3 anggota kepolisian pada Kamis (26/6/2025) sekira pukul 20.00 WIB.
"Mereka bilang dan meminta kami jangan kaget, lalu memberitahu kalau ayah dikeroyok."
"Saat saya tanya dikeroyok sama siapa, polisi belum bisa menjelaskan detail dan menyarankan kami untuk langsung melihat kondisi ayah di rumah sakit," terangnya.
Kini kondisi Letda Abu Yamin semakin membaik usai menjalani operasi di RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Tunggul, mengungkap pemicu pengeroyokan.
Semua bermula saat korban baru saja tiba di Malang, usai bertugas di daerah Surabaya.
Singkat cerita, Letda Abu Yamin melihat tindak pungli di terminal.
Ia lantas menghampiri seseorang bernama Kasir.
Letda Abu Yamin memberikan nasehat kepada Kasir dan rekan-rekannya agar tidak berebut penumpang.
Kasir diketahui memiliki profesi juru penumpang alias jupang.
Para jupang ini biasanya mencari penumpang, setelah dapat, ia meminta imbalan kepada kru bus.
“Ada kelompok calo yang tidak terima dengan nasihat tersebut."
"Sehingga melakukan tindakan pengeroyokan terhadap personel TNI AL tersebut," kata Tanggul, dikutip dari Suryamalang.com.
Tanggul menegaskan, pihaknya masih mendalami kasus ini dengan menggandeng Polresta Malang Kota.
Mabes TNI lewat Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi sudah memberikan responsnya terkait kejadian ini.
Mayjen Kristomei memastikan, TNI hadir dalam memberantas tindak premanisme.
Ia menilai, para preman sudah membuat resah masyarakat.
"Negara tidak boleh kalah oleh preman,” tambahnya.
Mayjen Kristomei melanjutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan polisi mengusut kasus ini.
Termasuk mengejar pelaku lain yang identitasnya sudah dikantongi.
“Siapa pun pelakunya, akan diproses secara hukum untuk mendapatkan efek jera," tandasnya.
(Endra)(SuryaMalang.com/Sarah Elnyora/Frida Anjani/Kukuh Kurniawan/Benni Indo)