Subsidi BBM 2026 Diproyeksi Naik: Pertalite 31,23 Juta KL, Solar 18,74 Juta KL
kumparanBISNIS June 30, 2025 08:40 PM
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksi subsidi BBM pada tahun 2026 naik, baik itu Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar, Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite, dan JBT minyak tanah.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan proyeksi BBM bersubsidi tahun 2026 sudah dilaporkan kepada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dalam rangka penyusunan outlook APBN 2025, Rancangan APBN 2026 dan midterm budget framework tahun anggaran 2027-2029.
Kuota BBM Solar untuk APBN 2026 diusulkan 18,531 juta kiloliter (KL) sampai 18,742 juta KL. Angka ini naik dari kuota yang dialokasikan tahun 2025 sebesar 18.441 juta KL, dengan pencadangan 443 ribu KL.
"Pertama kuota untuk JBT minyak solar diusulkan sebesar 18,531 juta kiloliter sampai dengan 18,742 juta kiloliter," ungkapnya saat RDP Komisi XII DPR, Senin (30/6).
Kemudian untuk minyak tanah, lanjut Erika, diusulkan sebesar 0,517 sampai dengan 0,535 juta KL, naik dari kuota yang dialokasikan sebesar 0,516 juta KL dengan pencadangan 8.948 KL.
Sementara kuota JBKP Pertalite untuk APBN 2026 diusulkan sebesar 31,229 juta KL sampai dengan 31,230 juta KL, naik dari kuota yang dialokasikan sebesar 31,130 juta KL dengan pencadangan 100 ribu KL.
Angka usulan tersebut, kata Erika, diasumsikan jika tidak ada perubahan regulasi dan kebijakan terkait dengan pengaturan konsumen-pengguna yang tercantum pada Lampiran Peratuan Presiden (Perpres) No 191 tahun 2014.
"Angka proyeksi tersebut didapatkan melalui perhitungan menggunakan metode statistik dan juga mempertimbangkan usulan dari badan usaha penugasan," kata Erika.
Erika menjelaskan realisasi volume JBT minyak solar periode Januari-Mei 2025 mencapai 38,13 persen atau 7,20 juta KL, sedangkan prognosa tahun 2025 mencapai 94,32 persen, naik 1,09 persen dari realisasi volume tahun 2024.
Kemudian realisasi volume JBT minyak tanah periode Januari-Mei 2025 mencapai 39,76 persen atau 0,21 juta KL, sedangkan prognosa tahun 2025 mencapai 96,25 persen dan turun 0,59 persen dari realisasi volume tahun 2024.
Selanjutnya realisasi volume JBKP Pertalite periode Januari-Mei 2025 mencapai 37,14 persen atau 11,60 juta KL, dengan prognosa di akhir tahun 2025 mencapai 93,32 persen dan turun 1,82 persen dari realisasi volume tahun 2024.
"Secara keseluruhan realisasi JBT dan JBKP pada tahun 2025 masih di bawah kuota APBN," ungkap Erika.
BPH Migas, lanjut dia, melakukan pencadangan terhadap kuota yang telah ditetapkan dalam APBN, yaitu sebesar 452.653 KL terdiri dari minyak tanah sebesar 8.948 KL dan minyak solar sebesar 443.705 KL. BPH Migas juga melakukan pencadangan untuk alokasi JBKP sebesar 100.000 KL.
"Jadi ini dari kuota yang tercantum di APBN ini masih kita cadangkan sebagian, ini akan kita lihat nanti evaluasi pada akhir tahun biasanya menjelang Nataru itu juga dibutuhkan kuota yang lebih besar itu masih bisa kita lepaskan dari cadangan," jelasnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.