TRIBUNNEWS.COM - Insiden kecelakaan laut terjadi hanya dalam rentang waktu dua hari di dua lokasi yang berbeda.
Adapun insiden pertama adalah terbaliknya kapal longboat yang mengangkut rombongan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Ohoi, Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Maluku, Selasa (1/7/2025).
Peristiwa tersebut mengakibatkan dua mahasiswa UGM tewas.
Hanya berselang satu hari, kecelakaan laut kembali terjadi ketika Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 65 orang termasuk kru kapal tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).
Hingga berita terbit, proses pencarian terhadap para penumpang masih terus dilakukan.
Namun, pada Kamis (3/7/2025) pagi, dilaporkan empat orang dinyatakan selamat setelah ditemukan di Pesisir Cekik, Bali.
Insiden di Maluku, Kapal Longboat Rombongan KKN UGM Tenggelam
Kecelakaan terbaliknya longboat yang ditumpangi rombongan KKN Mahasiswa UGM ini terjadi ketika mereka tengah mengambil pasir di Pulau Wearhu untuk pembangunan tempat pembuangan sementara (TPS).
Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Frans Duma, mengatakan kapal longboat itu sempat berhasil untuk tiba di Pulau Wearhu pada Selasa siang sekira pukul 11.30 WIT.
Satu jam kemudian, mereka memutuskan untuk kembali ke Desa Debut dengan membawa muatan pasir pertama sebanyak 35 karung.
Setelah menurunkan puluhan karung pasir tersebut, rombongan itu memutuskan kembali ke Pulau Wearhu untuk mengambil pasir berikutnya.
Nahas, saat longboat itu baru saja keluar, tiba-tiba dihantam cuaca ekstrem dan berujung terbalik dan tenggelam.
“Sekitar 300 meter dari bibir pantai Pulau Wearhu, longboat dihantam ombak setinggi 2,5 meter dan terbalik, menyebabkan seluruh penumpang tercebur ke laut,” ujar Frans.
Dia menuturkan, satu di antara mahasiswa UGM yang selamat menghubungi rekan-rekannya di Desa Debut untuk meminta bantuan.
Akhirnya, sekira pukul 15.00 WIT, beberapa warga Desa Debut menuju ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
“Sekitar pukul 15.00 WIT, warga Desa Debut yang dipimpin oleh Bapak Cornels Oskar Jamlean bersama empat warga lainnya mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi,” jelasnya.
Akibat insiden tersebut, dua mahasiswa UGM yaitu Septian Eka Rahmadi (21) dan Bagus Adi Prayoga (21), tewas.
Khusus untuk Bagus, dia sempat dinyatakan hilang sebelum jasadnya ditemukan pada Selasa malam sekira pukul 23.00 WIT.
KMP Tunu Tenggelam, Diduga Mesin Bocor
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam ketika akan menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Dikutip dari Tribun Bali, kapal tersebut berangkat pada pukul 22.56 WIB dengan mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan.
Namun, baru 25 menit berlayar, kapal tersebut mulai tenggelam dan kru sempat membuat panggilan darurat ke Tim SAR.
"Pukul 23.20 WIB kami mendapat info perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya (melakukan) panggilan distress (panggilan darurat)," jelas Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi.
Wahyu mengatakan, timnya mulai melihat kapal nahas tersebut tenggelam setelah lima menit memperoleh panggilan darurat.
Sementara, beredar informasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam akibat mesin bocor.
"Pada pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal," bunyi informasi tersebut, dikutip dari Kompas.com.
Akibat diduga kebocoran mesin itu, KMP Tunu mengalami black out yang menyebabkan kapal terbalik, lalu tenggelam.
Hingga berita ini diterbitkan, ada empat orang yang ditemukan selamat di pesisir Cekik Gilimanuk.
Adapun mereka adala sejumlah penumpang dari KMP Tunu Pratama.
"Ada 4 orang ditemukan dalam keadaan selamat di pesisir cekik Gilimanuk," ungkap Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Gilimanuk, Letda Laut (P), Bayu Primanto.
Selain itu, ditemukan pula empat korban tewas dan kini telah berada di RSU Negara.
(Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan)(Kompas.com/Fitri Anggiawati)