TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Di tengah meningkatnya kesadaran generasi muda akan pentingnya kesehatan mental dan emosional, Junior Chamber International (JCI) East Java menghadirkan sesi pengembangan diri bertajuk “From Hurt to Healing: Break the Pattern. Rewrite Your Story. Lead Beyond Limits”.
Digelar pada Sabtu (28/6/2025) di Plaza BRI Surabaya, acara ini menjadi ruang reflektif bagi anak muda untuk menyembuhkan luka masa lalu untuk tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan utuh.
Acara ini menghadirkan Meilinda Sutanto—praktisi bersertifikat Family Constellation sekaligus penerima penghargaan Fortune 40 Under 40—sebagai fasilitator utama.
Family Constellation sendiri merupakan metode penyembuhan sistemik yang membantu mengurai pola relasi, luka batin, serta loyalitas tak sadar yang diwariskan dalam sistem keluarga.
“Sering kali batas terbesar kita bukan berasal dari luar, tapi dari dalam—dari cerita lama yang kita warisi tanpa sadar. Ketika kita berani melihat ke dalam, kita memberi diri kita kesempatan untuk sembuh dan memulai babak baru,” ujar Meilinda.
Sesi ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga menyentuh langsung akar emosional peserta. Wawasan mengenai dinamika hubungan orang tua-anak serta pola dalam relasi pasangan turut menjadi bagian penting dalam pembahasan.
“Kaku bukan berarti tak cinta. Dalam hubungan, cinta membutuhkan kesadaran dan batas yang sehat. Pasangan adalah cermin diri—apa yang kita beri, itu yang kita terima. Dalam keluarga semua punya tempat, namun dalam bisnis keluarga, sistem membutuhkan struktur,” tambah Meilinda.
Selain itu, peserta juga diajak untuk memahami cara membebaskan diri dari pola bawah sadar yang membatasi, serta membangun ketahanan emosional sebagai landasan kepemimpinan. Proses penyembuhan (healing) dipandang sebagai aspek krusial dalam membentuk pemimpin masa kini.
“Acara ini merupakan wujud komitmen JCI East Java untuk membentuk pemimpin muda yang seimbang—memiliki kecerdasan intelektual sekaligus emosional,” tutur Cynthia Angelina, Executive Vice President JCI East Java 2025.
“Kita tidak bisa memimpin orang lain sebelum mampu memimpin diri sendiri. Pemimpin sejati lahir dari kesadaran diri, bukan hanya kemampuan teknis,” tegas Stevanie Sumarga, Project Director acara ini.
Melalui kegiatan ini, JCI East Java menciptakan ruang aman dan bermakna bagi generasi muda untuk menata ulang narasi hidup mereka, serta membuka jalan menuju kepemimpinan yang lebih autentik, empatik, dan utuh.