Cerita Sopir Travel Korban Selamat Tenggelamnya KMP Tunu, Masih Alami Trauma
Bobby Wiratama July 06, 2025 10:32 AM

TRIBUNNEWS.COM - Warga Dusun Kedunen, Kelurahan Bomo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur yang bernama Wahyudi menjadi salah satu korban selamat insiden tenggelamnya Kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu 2 Juli 2025. 

Wahyudi adalah salah satu sopir travel yang ikut menumpang di Kapal KMP Tunu Pratama Jaya. 

Dengan mobilnya itu, ia mengangkut 9 penumpang yang berangkat dari Banyuwangi menuju Bali. 

Akan tetapi, dalam perjalanan menyeberangi Selat Bali, kapal berisi 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 kendaraan itu mengalami insiden tenggelam. 

Adik kandung Wahyudi, Lusi mengatakan, insiden tenggelamnya kapal tersebut berlangsung cepat. 

Lusi menyebut, berdasarkan cerita kakaknya, setelah memasuki kapal dirinya berada di dalam mobil.

Kemudian, tak berselang lama setelah kapal berlayar, Wahyudi mendengar orang berteriak bahwa posisi kapal miring. 

"Ada orang teriak-teriak kapal miring, sehingga saat itu kakak saya langsung keluar mobil," ucap Lusi, dikutip dari Tribun Bali.

Wahyudi pun segera menuju tangga untuk naik ke atas kapal. Akan tetapi, saat ia menaiki tangga kedua, posisi kapal semakin miring hingga kemudian tenggelam. 

"Posisi dia di bawah kapal, mau keluar juga susah karena kondisinya gelap. Kakak saya sempat nabrak besi hingga kaki dan kepalanya luka," ujarnya. 

Lusi bersyukur kakaknya selamat dari peristiwa itu dan saat ini luka-luka yang dialami Wahyudi sudah berangsur-angsur sembuh.

Namun, Lusi tak memungkiri jika ada masih ada rasa trauma yang dialami oleh kakaknya.

"Alhamdulillah sudah mendingan namun masih lemas, sebab berjam-jam berada di tengah laut. Selain itu kepalanya juga masih pusing. Rasa trauma juga pasti ada," imbuhnya. 

Sementara itu, enam orang yang turut menumpang di travel Wahyudi juga berhasil selamat, akan tetapi tiga orang lainnya saat ini belum diketahui kondisinya.

Pencarian Korban

Upaya pencarian terhadap para korban musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya rute Ketapang-Gilimanuk telah dilakukan Tim SAR Gabungan hingga Sabtu 5 Juli 2025 pukul 16.00 WIB. 

Bukan hanya di laut, pencarian juga dilakukan melalui udara dan darat. 

Pencarian di laut dilakukan di wilayah perairan Selat Bali, dari Utara hingga Selatan dengan radius 20 mil laut. 

Pada saat yang bersamaan, tiga Search Rescue Unit (SRU) udara juga melaksanakan pencarian dari arah Utara ke Selatan. 

Sementara itu, SRU darat melakukan pemantauan dan penyisiran di sepanjang garis pantai di wilayah Banyuwangi.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R. Eko Suyatno mengatakan, upaya pencarian di permukaan perairan yang dilakukan Tim SAR Gabungan pada hari keempat pencarian ini dimulai sejak pukul 07.00 WIB, tetapi belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban di permukaan air.

Ia menyampaikan bahwa pada malam pukul 19.00 WIB (kemarin malam), tim ahli dari Pushidrosal tiba dan akan langsung melaksanakan tugasnya.

Kemudian pada pukul 20.00 WIB (kemarin malam), KRI Fanildo akan tiba dan langsung bekerja melakukan pemindaian dengan menggunakan peralatan side scan sonar dan magneto meter.

Pemindaian dilakukan di sekitar LKP (Last Known Position) dari KMP Tunu Pratama Jaya di kedalaman antara 40 hingga 50 meter. 

Setelah pemindaian dengan dua peralatan tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah Tim KRI Fanildo menurunkan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk memverifikasi secara visual.

Data-data yang diperoleh Tim KRI Fanildo kemudian akan dikomparasikan dengan data hasil upaya under water surveillance yang telah dilakukan oleh Dinas Navigasi. 

Secara bersama-sama tim ahli terkait, data-data ini diolah untuk menentukan fix datum KMP Tunu Pratama Jaya.

“Kami akan terus ada di sini untuk menindaklanjuti hasil identifikasi bawah permukaan air yang telah dilakukan oleh Dinas Navigasi dan Tim KRI Fanildo." 

"Secara paralel, kita sudah menyiapkan tim penyelam dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi ke depan, beberapa kemungkinan yang akan dilakukan,” jelas Eko.

Pihaknya juga menyampaikan hasil temuan Tim SAR Gabungan, berupa beberapa barang-barang milik korban. 

Temuan ini nantinya akan digunakan oleh Tim Forensik Polri guna langkah-langkah selanjutnya. 

Sampai saat ini, sebanyak 36 orang korban berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan, dengan rincian 30 orang ditemukan selamat dan 6 orang ditemukan meninggal, sedangkan korban yang belum ditemukan sebanyak 29 orang.

(Deni)(Tribun-Bali.com/Muhammad Fredey Mercury/Zaenal Nur Arifin)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.