Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil Tak Jauh Beda, Keluarga Tak Terima
Ayu Wulansari K July 12, 2025 05:34 PM

Grid.ID - Hasil autopsi ulang Juliana Marins di Brasil tak jauh beda dengan autopsi pertama di Indonesia. Pihak keluarga pun kembali tidak terima dengan hasil autopsi kedua.

Dikabarkan sebelumnya, jenazah Juliana Marins (26), turis asal Brasil, sempat diautopsi di Rumah Sakit Bali Mandara pada Kamis (26/6/2025) pukul 22.00 WITA. Dari hasil autopsi, Juliana Marins diperkirakan meninggal paling lama 20 menit setelah terjatuh ke jurang Gunung Rinjani.

Juliana meninggal dunia akibat luka parah dari benturan-benturan saat terjatuh. Banyak tulang-tulang yang patah, kerusakan organ dalam, serta pendarahan.

Pemeriksaan tersebut hampir serupa dengan hasil autopsi ulang Juliana Marins di Brasil. Akan tetapi keluarga kembali protes karena hasil autopsi diketahui lebih dulu oleh media.

Kakak Juliana, Mariana Marins mengatakan bahwa keluarga tidak menerima dokumen apapun dari autopsi kedua adiknya. Mereka justru mengetahui lebih dulu dari pemberitaan media, bukan dari pihak berwenang.

Keluarga kecewa karena dokumen tersebut seharusnya disampaikan kepada keluarga dahulu. Bahkan menurutnya, rencana awalnya hasil autopsi akan disampaikan dalam konferensi pers bersama lembaga bantuan hukum dan perwakilan keluarga pada Jumat (11/7/2025).

"Kami sendiri belum menerima hasilnya, tapi sudah beredar di media," kata kakak Juliana, Mariana Marins kepada Globo, dikutip dari Kompas.com, Jumat (11/7/2025).

Klarifikasi Polisi Brasil

Kepolisian membantah tudingan keluarga Juliana Marins bahwa pihaknya menyebarkan isi dokumen hasil autopsi ke media. Polisi menegaskan bahwa hasil autopsi hanya disampaikan dalam rapat internal.

Menurut mereka, rapat internal itu juga dihadiri oleh perwakilan pihak keluarga Juliana. Rapat tersebut digelar pada Selasa (8/7/2025).

“Seorang perwakilan dari pihak keluarga turut hadir dalam autopsi dan mengikuti pertemuan pada Selasa untuk membahas hasil akhir, serta telah mengetahui semua kesimpulan,” demikian pernyataan resmi kepolisian.

Autopsi Kedua Juliana Marins di Brasil

Meski jenazah Juliana Marins telah diautopsi di Indonesia, keluarga merasa tidak puas dengan hasilnya. Keluarga pun meminta untuk autopsi ulang jenazah Juliana di Brasil.

Dengan autopsi kedua, keluarga berharap beberapa hal yang masih mereka ragukan dapat terjawab. Terutama tentang waktu kematian Juliana yang sebenarnya.

Oleh karena itu, jenazah Juliana pun langsung dibawa ke Instituto Medico Legal (IML) Rio de Janeiro setibanya di Brasil pada Rabu (2/7/2025). Proses autopsi ini melibatkan dua ahli forensik, yakni dari kepolisian sipil, kepolisian federal dan satu asisten teknis yang ditunjuk oleh keluarga.

Hasil autopsi ulang Juliana Marins di Brasil menunjukkan bahwa perempuan 26 tahun tersebut meninggal akibat politrauma dari benturan hebat saat terjatuh ke dalam jurang Gunung Rinjani. Luka-luka pun tersebar ke seluruh bagian tubuh, antara lain kepala, dada, panggul, perut, dan tulang belakang.

Luka-luka tersebut mengakibatkan pendarahan internal parah di organ vital yang menyebabkan kematian. Tim forensik bahkan menyebutkan bahwa Juliana diperkirakan hanya bertahan selama 10 hingga 15 menit setelah terjatuh.

Hasil autopsi ulang Juliana Marins di Brasil ini tidak jauh berbeda dengan autopsi pertama. Juliana Marins saat itu diduga meninggal kurang dari 20 menit usai terjatuh dari ketinggian.

Kronologi

Dikabarkan sebelumnya, seorang turis asal Brasil, Juliana Marins, terperosok saat mendaki di Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pagi. Saat itu kamera drone pendaki lain sempat menangkap tubuh Juliana yang masih bergerak di kedalaman sekitar 150-200 meter.

Akan tetapi di hari yang sama, tim penyelamat tidak dapat menemukan Juliana hingga kedalaman 300 meter. Kemudian pada Minggu, rekaman drone menunjukkan Juliana telah berpindah tempat.

Lalu pada Senin, tim kembali menemukan lokasi tubuh Juliana yang jauh terperosok lebih dalam. Namun upaya penyelamatan dihentikan karena cuaca tidak memungkinkan. Baru pada Rabu (25/6/2025), jenazah Juliana berhasil dievakuasi.

Proses evakuasi ini menjadi perhatian semua pihak, terutama keluarga korban. Keluarga Juliana menuding pemandu menelantarkan Juliana hingga terperosok ke dalam jurang.

Selain itu mereka juga menyebut upaya penyelamatan terlalu lamban, sehingga nyawa Juliana tidak tertolong. Bahkan sang ibunda, Estela Marins ungkap kemarahannya dan mengatakan bahwa anaknya telah dibunuh.

"Ini sangat menyakitkan dan membuat kami marah. Orang-orang ini telah membunuh putri saya," ucap Estela dengan suara bergetar pada TV Globo, dikutip dari Tribunnews.com

Senada dengan istrinya, ayah Juliana, Manoel juga mengkritik pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani, yang menurutnya lambat dalam memberikan respons.

"Koordinator taman terlambat menghubungi tim penyelamat!" ujar Manoel.

Salah satu hal yang membuat keluarga sangat ingin melakukan autopsi ulang adalah karena rekaman kamera drone yang sempat memperlihatkan pergerakan tubuh Juliana usai terjatuh. Kakak Juliana, Mariana Marins pun menegaskan bila adiknya saat itu benar masih hidup, maka lambatnya pertolongan, menjadi hal yang fatal.

“Jika memang benar dia masih hidup beberapa saat, maka penanganan yang lambat menjadi hal fatal,” tegas Mariana.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.