Cerita PDAM Probolinggo; Dulu Mengalir Dua Hari Sekali Hingga Utang Rp 8 Miliar
GH News July 16, 2025 10:05 PM

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Direktur Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo PDAM Kabupaten Probolinggo, Jatim, Gandhi Hartoyo, menyampaikan lika-liku memimpin perusahaan yang dulu bernama Kabupaten Probolinggo PDAM Kabupaten Probolinggo itu selama delapan tahun terakhir.

Cerita itu disampaikan Gandhi di acara tasyakuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-31 dan masa akhir jabatan Direktur Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo, di Auditorium Madakaripura, Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (16/7/2025).

Gandhi yang telah mengakhiri jabatannya menyebut, Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo kini sudah banyak mengalami kemajuan dibanding sebelumnya.

disaksikan-Wabup-Probolinggo.jpgDirektur Perumdam Tirta Argapura, Gandhi Hartoyo menyerahkan laporan kepada Dewan Pengawas Hasyim Ashari, disaksikan Wabup Probolinggo, Ra Fahmi (FOTO: Wawan/Kominfo)

Saat menerima estafet kepemimpinan, Gandhi mengungkapkan kondisi perusahaan kala itu dalam keadaan berat. Perusahaan daerah penyedia air bersih itu menanggung beban utang hampir Rp 8 miliar.

Selain itu, badan usaha milik daerah tersebut juga kesulitan membayar gaji karyawan. Oleh karena itu, kata Gandhi, ia pun memprioritaskan pembenahan manajemen dan sumber daya manusia.

“Hari ini PDAM sudah melayani 80 persen pelanggan selama 24 jam penuh, terutama di wilayah selatan seperti Banyuanyar dan Tegalsiwalan yang dulu hanya mengalir dua hari sekali,” jelasnya.

Menurut Gandhi, jumlah pelanggan juga meningkat dari 19.000 menjadi hampir 23.000 sambungan rumah (SR). Capaian ini tercipta berkat reformasi struktural dan kerja sama tim yang solid.

“Selain itu, peningkatan kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatian, termasuk kepesertaan penuh dalam BPJS dan jaminan pensiun layaknya PNS,” terangnya.

Tantangan Perumdam Tirta Argapura

Namun, Gandhi menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi seperti usia jaringan perpipaan yang sudah tua, pelebaran jalan tanpa koordinasi serta regulasi pusat yang belum berpihak pada aspek sosial pelayanan air bersih.

“Air adalah kebutuhan dasar. Tapi saat pelanggan menunggak tiga bulan, secara profesional kami harus mencabutnya. Dilema ini butuh dukungan kebijakan daerah,” tegasnya.

Gandhi berharap pemerintah daerah lebih hadir dalam mendukung pengembangan PDAM ke depan. Permohonan maaf disampaikan kepada seluruh pihak, termasuk karyawan dan keluarga.

“Saya tinggalkan PDAM dalam kondisi belajar sehat. Terima kasih atas semua dukungan,” tambahnya.

Optimalisasi Aset

Sementara Dewan Pengawas (Dewas) Perumdam Tirta Argapura, Ahmad Hasyim Ashari mendorong Perumdam Tirta Argapura meningkatkan kemandirian dan memperkuat pelayanan kepada masyarakat.

Meskipun usianya telah mencapai 31 tahun, sebagai Perusahaan Umum Daerah (Perumda) usia efektif baru sekitar tiga tahun.

“Usia ini seharusnya sudah menunjukkan kematangan dalam manajemen bisnis. Namun, laporan yang disampaikan Direktur menunjukkan perusahaan masih dalam tahap belajar mencapai keuntungan,” ujarnya.

Hasyim menilai optimalisasi aset penting agar perusahaan bisa menjalin kerja sama dengan pihak ketiga dan menjadi sumber pendapatan daerah.

“Kami harap pemerintah daerah dan DPRD bisa membantu proses penyerahan aset agar PDAM lebih leluasa bergerak,” terangnya.

Lebih lanjut Hasyim merekomendasikan perbaikan infrastruktur di tiga unit pelayanan yang dinilai mendesak meliputi Kraksaan, Leces dan Dringu. Ketiga unit tersebut dinilai membutuhkan peningkatan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan air pelanggan secara maksimal.

“PDAM harus menjadi lembaga yang kuat, mandiri dan mampu menjawab tantangan pelayanan air bersih. Dengan kolaborasi semua pihak, hal itu bukan mustahil tercapai,” tambahnya.

Sarana Pelayanan dan Pengabdian

Sementara itu, Wabup Probolinggo, Ra Fahmi mengatakan, Perumdam Tirta Argapura bukan hanya entitas bisnis, melainkan juga tulang punggung pembangunan daerah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Pelayanan air bersih harus terus diperluas dan ditingkatkan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.

“Perumdam Tirta Argapura ini bukan sekedar perusahaan yang mencari keuntungan, tetapi juga sarana pelayanan dan pengabdian. Jika dikelola dengan ikhlas dan profesional, ini menjadi ladang ibadah,” lanjutnya.

Wabup Fahmi berkomitmen untuk terus mendorong dukungan Pemkab Probolinggo, meskipun diakui masih ada keterbatasan anggaran. Harapannya sinergi lintas sektor, baik di tingkat provinsi maupun pusat bisa membantu memperkuat kapasitas PDAM.

“Semoga ke depan, Perumdam Tirta Argapura semakin mandiri, kuat dan terpercaya,” ujar Wabup. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.