TRIBUNJATENG.COM, DHAKA - Senin (21/7/2025), pesawat jenis F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh dan meledak di kompleks sekolah di utara Dhaka.
Setidaknya 29 orang tewas, sebagian besar anak-anak.
Maherin Chowdhury, seorang guru bahasa Inggris, meninggal dunia setelah menyelamatkan belasan siswa dari kobaran api.
Militer Bangladesh menyatakan, pesawat itu mengalami kegagalan mekanis saat menjalani misi pelatihan rutin, sebagaimana dilansir Indian Express, Kamis (23/7/2025).
Dalam situasi panik dan bahaya yang mengancam nyawa, Maherin justru berlari menuju titik api, kembali masuk ke ruang kelas yang terbakar demi menyelamatkan murid-muridnya.
"Dia masuk lagi dan lagi ke dalam kobaran api.
Pakaian dan tubuhnya terbakar, tapi dia tetap menarik anak-anak keluar satu per satu," ujar Munaf Mojib Chowdhury, adik Maherin, kepada Reuters melalui sambungan telepon.
Maherin, yang berusia 46 tahun, akhirnya mengembuskan napas terakhir pada hari yang sama karena luka bakar hampir di seluruh tubuhnya.
Ia meninggalkan seorang suami dan dua putra yang masih remaja.
Munaf mengatakan, dirinya baru mengetahui kisah keberanian kakaknya itu ketika mengunjungi rumah sakit dan bertemu para siswa yang berhasil diselamatkan.
"Saya tidak tahu persis berapa banyak yang dia selamatkan, tapi kemungkinan setidaknya 20 orang.
Dia menarik mereka keluar dengan tangannya sendiri," ujarnya.
Menurut laporan militer, pilot pesawat sempat mencoba menghindari area permukiman setelah mendeteksi gangguan teknis.
Namun, pesawat tetap jatuh dan menabrak sekolah, menewaskan pilot dan sejumlah siswa serta guru.
Kepala sekolah Khadija Akter menyatakan bahwa saat ledakan terjadi, sebagian besar orang langsung menyelamatkan diri.
Namun, Maherin justru berlari ke arah kebakaran.
"Ketika pesawat jatuh dan api mulai menyebar, semua orang berlari untuk menyelamatkan diri.
Tapi dia berlari untuk menyelamatkan orang lain," kata Khadija kepada Reuters.
Salah satu momen paling memilukan terjadi ketika suami Maherin menelepon dan memintanya untuk meninggalkan lokasi.
Namun, Maherin menolak dengan mengatakan, "mereka juga anak-anak saya. Mereka terbakar. Bagaimana saya bisa meninggalkan mereka?"
Jenazah Maherin dimakamkan pada Selasa (23/7/2025) di kampung halamannya, Distrik Nilphamari, Bangladesh utara. (*)