Umpatan Presiden Prabowo Seharusnya Minum Kopi Malah Nyeruput Teh, Salahkan Staf
Torik Aqua July 24, 2025 08:30 AM

TRIBUNJATIM.COM - Momen Presiden Prabowo Subianto mengumpat setelah nyeruput teh yang seharusnya minum kopi.

Momen itu terjadi ketika Prabowo berpidato pada Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat,  DKI Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Prabowo saat itu mengambil secangkir minuman yang ada di dekat podium tempatnya pidato.

Berharap isi minuman itu kopi, namun yang diminum adalah teh.

Awalnya, Prabowo bercerita terkait padatnya agenda yang harus dijalaninya pada hari ini.

"Saya hari ini sudah berapa kali pidato. Pagi ini pelantikan perwira, habis itu ketemu pengusaha-pengusaha asing."

"Kemudian launching logo (HUT RI ke-80), sebelumnya ketemu pimpinan MPR RI, malam ada undangan PKB lagi," katanya, dikutip dari YouTube DPP PKB.

Lalu, Prabowo bercerita bahwa dirinya bisa tetap menjalani seluruh agenda tersebut karena meminum kopi.

Dia lantas mengaku terlebih dahulu meminum kopi sebelum hadir di acara Harlah PKB.

Selanjutnya, Prabowo tampak mencari sesuatu dari sebuah meja yang berada di sebelah podium.

Ternyata, dirinya tengah mengecek cangkir yang dikiranya berisi minuman kopi.

Hanya saja, cangkir tersebut justru berisi teh.

Kemudian, Prabowo menyebut bahwa hal ini bisa terjadi karena kesalahan dari stafnya.

"Ini staf saya nggak benar ini. Ini cangkir isinya teh bukan kopi," kata Prabowo sambil mengangkat cangkir berwarna putih dan disambut tawa dari peserta Harlah PKB.

Prabowo lantas mengungkapkan kegemarannya meminum kopi lah yang membuatnya pintar.

Lalu, pada momen inilah, Prabowo lantas mengumpat yang diduga ditujukan kepada stafnya karena salah membuat minuman.

"Kopi itu senjata rahasia saya. Kalau saya minum kopi, saya jadi pintar. Emang b******k," ujarnya.

Umpatan dari Prabowo itu pun kembali disambut tawa oleh peserta Harlah PKB yang hadir.

Harlah ke-27 PKB yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu malam ini dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti pimpinan lembaga negara dan pimpinan partai politik.

Bahkan, mantan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, turut hadir dan memberikan pidatonya.

Berdasarkan catatan Tribunnews.com, berikut daftar petinggi partai dan pejabat negara yang hadir dalam Harlah PKB:

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka

Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno

Wamenko Polkam Lodwijk Paulus

Wamenko Hukum HAM Imigrasi Otto Hasibuan

Menteri Luar Negeri Sugiono

Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Menko Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono
(AHY)

Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Ketua Umum PAN sekaligus Menko Pangan Zulkifli Hasan

Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep

Sejarah Singkat PKB

PKB merupakan salah satu partai politik (parpol) di Indonesia yang berdiri pada 23 Juli 1998.

Dikutip dari laman PKB, partai ini didirikan oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU) seperti Mustofa Bisri, A Muhith Muzadi, hingga Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Kini, PKB diketuai oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Berdirinya PKB pun berawal dari usulan warga NU dari seluruh Indonesia agar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendirikan parpol.

Namun, usulan itu ditanggapi hati-hati oleh karena adanya hasil Muktamar ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984, yang menyatakan NU adalah organisasi yang tidak akan melakukan kegiatan politik.

Hal ini membuat sejumlah kalangan NU tidak sabar dan justru mendeklarasikan untuk mendirikan parpol.

Beberapa parpol pun sempat berdiri seperti Partai Bintang Sembilan di Purwokerto, Jawa Tengah, dan Partai Kebangkitan Ummat di Cirebon, Jawa Barat.

Petinggi PBNU pun lantas menanggapi langkah dari kalangan akar rumput itu dengan menggelar Rapat Harian Syuriyah pada 3 Juni 1998.

Dalam prosesnya, dibentuklah Tim Lima dan Tim Asistensi untuk melakukan rapat untuk menyusun rancangan awal pembentukan parpol.

Namun, dalam dinamikanya, Gus Dur pun prihatin karena kelompok NU justru ingin mendirikan parpol sehingga membuat kesan mengaitkan agama dengan politik partai.

Akhirnya, Gus Dur pun bersedia menginisiasi kelahiran parpol dengan landasan ahlussunah wal jemaah.

Hal itu pun didukung oleh kiai NU seperti Mustofa Bisri dan Munasir Ali.

Akhirnya, terbentuklah PKB lewat deklarasi pada 23 Juli 1998.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.