TRIBUNNEWS.COM - Teman sebangku Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) saat SMA, Bambang Surojo (64), mengaku pernah dibantu oleh mantan Wali Kota Solo itu.
Bambang Surojo sempat diperiksa sebagai saksi dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi.
Bambang Surojo diperiksa penyidik Polda Metro Jaya di Polresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (22/7/2025) lalu.
Dalam kasus ini, Jokowi melaporkan 12 orang terkait dugaan fitnah dan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu yang dialamatkan kepadanya.
Polda Metro Jaya menyatakan laporan Jokowi telah naik ke tahap penyidikan setelah dilakukan gelar perkara.
Bambang diperiksa sebagai saksi bersama empat teman SMA Jokowi yang lainnya yakni Ria Tri Rasmini, Sunardi, Ignatius Budi Santoso, dan Sigit Haryanto.
Mengenai keputusannya membela Jokowi, Bambang mengaku memiliki kedekatan secara emosional dengan Presiden ke-7 RI tersebut.
Bambang Surojo dan Jokowi merupakan teman sebangku ketika berada di kelas 2 dan 3 SMAN 6 Solo.
Ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMA, ayah Bambang meninggal dunia.
Bambang mengaku Jokowi merupakan teman yang membantu prosesi pemakaman ayahnya.
Kala itu, Jokowi menanyakan apa yang dibutuhkan oleh Bambang terkait pemakaman sang ayah.
Bambang lantas menjawab bahwa dirinya membutuhkan kereta jenazah dan bunga untuk pemakaman.
"Karena saya, kedekatan saya dengan beliau itu tidak akan terbayarkan dengan apa yang telah saya lakukan."
"Saat itu peristiwanya kelas 2, bapak saya meninggal dunia. Kemudian salah satu teman di sekolah itu yang punya sepeda motor tidak banyak, salah satunya Joko Widodo. 'Dia tanya, Bang ada enggak yang bantu?' Saya jawab enggak ada," ucap Bambang, Kamis (24/7/2025), dikutip dari TribunSolo.com.
"Kamu perlu apa? (Tanya Jokowi). Saya perlu kereta jenazah, yang kedua saya perlu kembang."
"Beliau yang mencarikan untuk memberangkatkan bapak saya ke peristirahatan terakhir, itu Pak Jokowi," paparnya.
Mengenang hal itu, Bambang menegaskan dirinya tidak akan pernah bisa membayar apa yang sudah dibantu Jokowi.
"Dan saya tidak akan pernah bisa lunas membayar itu. Apapun yang saya lakukan," tegasnya.
Bambang Surojo kini memilih tinggal di Solo untuk sementara waktu, agar bisa mengikuti perkembangan kasus tudingan ijazah palsu Jokowi.
Bambang mengungkapkan, ia dan sekitar 30 teman sekolahnya sempat diajak bertemu oleh Jokowi beberapa waktu sebelum dilantik sebagai Presiden RI pada 2014 silam.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menegaskan kepada teman-temannya untuk tidak melakukan tiga hal selama ia menjadi presiden.
"Jangan ngaku teman saya, jangan menjual nama saya, jangan minta pekerjaan kepada saya. Itu yang disampaikan dan saya pegang sampai detik ini," papar Bambang menirukan pernyataan Jokowi kala itu.
Lalu, ketika Eggi Sudjana melaporkan dugaan ijazah palsu Jokowi, Bambang yang berada di Banjarmasin langsung terbang ke Jakarta dengan membawa ijazah asli SMAN 6 Solo miliknya untuk membela Jokowi.
Setelah diliput oleh media di Jakarta, Bambang langsung dihubungi Jokowi hingga menegur dirinya.
"Sore saya membaca berita, saya pagi-pagi dari Banjarmasin langsung ke Jakarta."
"Di sana saya banyak muncul di media, saya sampaikan ke teman wartawan. Yang membedakan ijazah saya dengan milik Jokowi ada 3, yaitu Pas Foto, Tanda Tangan, dan Nomor Seri," katanya.
"Dengan peristiwa itu, (Jokowi menghubungi saya) 'Ngopo Bang kok koe ndadak belani aku' (Kenapa Bang kamu membela saya). Iya (melalui telepon)" tuturnya.
Bambang mengungkapkan, Jokowi tak ingin memiliki grup WhatsApp (WA) dengan teman-temannya.
Oleh karena itu, rekan sesama alumni SMAN 6 Solo yang lulus pada tahun 1980, juga enggan membuat grup WA meski tak ada Jokowi di dalamnya.
Namun, Bambang tidak mengetahui secara pasti apa alasan Jokowi menolak teman satu angkatan di SMAN 6 Solo untuk membuat grup WA.
"Pak Jokowi tidak pernah mau (dimasukkan di grup alumni) di medsos-medsos (media sosial), di grup-grup WA," kata Bambang, Kamis, masih dari TribunSolo.com.
Dengan demikian, Bambang dan teman lainnya memilih menghubungi Jokowi secara langsung melalui telepon, apabila ada keperluan.
"Jadi kalau dia (Jokowi) ada perlu ya telepon aja," lanjut Bambang.
Diberitakan TribunSolo.com, Bambang Surojo lahir di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah, pada 11 Agustus 1961.
Bambang Surojo merupakan putra pensiunan anggota TNI.
Saat ini, Bambang berdomisili di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Bambang merupakan lulusan teknik perminyakan UPN Yogyakarta.
Bambang pernah bekerja sebagai pegawai tambang minyak.
Ia juga pernah membuka usaha di bidang perhotelan dan food and beverage di Kota Solo yakni Hotel Rumah Sinten dan Kulonuwun Kopi yang berada di kawasan Ngarsopuro.
Semenjak tak lagi bekerja sebagai pegawai tambang, Bambang memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang ilmu hukum.
Kini dirinya membuka praktik sebagai pengacara di Banjarmasin.
Dalam laporan yang diajukan ke Polda Metro Jaya, Jokowi melaporkan 12 orang yang diduga menyebarkan informasi palsu dan mencemarkan nama baiknya melalui media sosial maupun kanal digital lainnya.
Nama-nama yang dilaporkan Jokowi yakni sebagai berikut:
1. Roy Suryo (Mantan Menpora dan pakar telematika)
2. Rismon Sianipar (Ahli digital forensik)
3. Tifauzia Tyassuma atau dr Tifa (Epidemiolog dan aktivis)
4. Rizal Fadillah (Pemerhati politik)
5. Eggi Sudjana (Aktivis hukum)
6. Damai Hari Lubis
7. Ruslam Effendi
8. Kurnia Tri Royani
9. Michael Benyamin Sinaga
10. Nurdian Noviansyah Susilo
11. Ali Ridho atau Aldo
12. Abraham Samad (Mantan Ketua KPK)
Pelaporan tersebut disertai barang bukti berupa ijazah asli, lembar pengesahan skripsi, serta flashdisk berisi 24 video yang diunduh dari berbagai platform media sosial dan YouTube.
Dalam video-video itu, para terlapor diduga menyampaikan tudingan bahwa ijazah milik Jokowi tidak sah atau palsu.
Mengenai laporannya, Jokowi menegaskan bahwa dirinya baru mengambil langkah hukum setelah isu ini terus bergulir dan merugikan reputasinya.
Pada Rabu (23/7/2025), Jokowi diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya di Mapolresta Solo, Jawa Tengah.
Dalam pemeriksaan di Polresta Solo tersebut, Jokowi dicecar puluhan pertanyaan oleh penyidik.
Setelah diperiksa, Jokowi mengatakan setidaknya ada dua dokumen berupa ijazah yang disita oleh penyidik untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dua dokumen tersebut merupakan ijazah asli Jokowi saat lulus dari SMAN 6 Solo dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
(Nuryanti) (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)