Insiden kejahatan siber di Indonesia mencatat lonjakan drastis pada 2024, di tengah serangan siber yang semakin kompleks.
Menurut Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah kasus pencurian data sensitif pada institusi pemerintahan mencapai 32.745.601, naik dari 665.916 kasus pada 2023. Pada saat yang sama, web defacement melesat menjadi 5.780 insiden, dibandingkan 189 kasus setahun sebelumnya.
Sementara itu, seiring laju transformasi digital yang kian cepat, taktik para penjahat siber juga berevolusi—mulai dari pencurian data dan ransomware hingga eksploitasi web app dan API—dengan kecepatan dan kecanggihan yang sulit terdeteksi.
Dalam seminar “F5 Distributed Cloud in Action: Enhancing API Discovery & Threat Prevention in the AI Era” di Jakarta beberapa waktu lalu, PT Multipolar Technology Tbk. bekerja sama dengan Central Data Technology membahas kerentanan pada web app dan API yang kian kompleks seiring transformasi digital.
Budianto Chandra, Division Head Network Multipolar Technology, memaparkan fitur inti solusi F5 Distributed Cloud WAAP.
“Dengan fitur API Discovery otomatis, solusi ini mampu mengidentifikasi dan memetakan seluruh API yang terhubung ke aplikasi,” kata Budianto.
Solusi berbasis SaaS ini tidak hanya mengenali seluruh titik akses API, tetapi juga memblokir serangan canggih seperti SQL Injection dan XSS. Selain itu, mekanisme Bot Defense dirancang untuk menangkis otomatisasi serangan yang meniru perilaku manusia, sementara proteksi DDoS dilakukan melalui analisis perilaku trafik, pembatasan akses, dan inspeksi jaringan.
Adi Anggara, Solution Specialist Multipolar Technology, menyoroti kemudahan pemantauan lewat antarmuka dashboard.
“Serangan terhadap web app dan API berpotensi merusak reputasi hingga menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Solusi F5 Distributed Cloud WAAP menghadirkan pendekatan modern berbasis cloud-native yang cocok bagi mayoritas perusahaan saat ini. Jika tertarik mengimplementasikannya, tim ahli dari Multipolar Technology yang sudah berpengalaman siap membantu,” ujarnya.