Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih tidak keberatan klub sepak bola PSIM Yogyakarta bermain di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul untuk Super League 2025/26 asal bisa menjamin keamanan dan ketertiban sebelum, selama, serta sesudah pertandingan berlangsung.
"Sudah melayangkan surat kepada kami, intinya kami tidak keberatan PSIM menggunakan lapangan SSA, yang penting keamanan terjaga, suporter dikondisikan," kata Bupati Halim di Bantul, Minggu.
Bupati menekankan pihak kepolisian juga harus terlibat dalam melakukan pengamanan di kawasan stadion, agar pertandingan berjalan lancar dan aman.
Menurut Halim SSA telah menjalani audit teknis lapangan dari pihak liga maupun PSIM.
"Berarti lapangannya sendiri maupun tribun untuk penonton itu intinya cukup layak. Kami tidak keberatan, yang penting panitia bertanggung jawab, kepolisian juga nanti turut mengamankan," katanya.
Yang tidak kalah penting, Halim mengingatkan agar suporter PSIM maupun lawan bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan nantinya.
"Karena kan Anda berada di wilayah Kabupaten Bantul, makanya kita tidak ingin terjadi hal hal yang tidak kita inginkan. Itu saja," katanya.
Halim menuturkan pihak manajemen PSIM beberapa waktu lalu sudah melakukan pertemuan langsung dengan Pemkab Bantul serta mengirimkan surat resmi terkait permohonan penggunaan SSA sebagai kandang mereka di Super League 2025/26.
"Kalau sistemnya sewa, tapi harganya lupa," ujarnya.
Kedua pihak juga belum mengambil keputusan apakah pertandingan PSIM di SSA nantinya bisa dihadiri penonton atau tidak.
Terlebih, PSIM juga tengah menjajaki penggunaan Stadion Maguwoharjo di Sleman sebagai kandang mereka juga untuk Super League 2025/26.
Maguwoharjo sejauh ini sudah dipastikan akan menjadi kandang PSBS Biak, tetapi penggunaan oleh PSIM masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan pejabat maupun masyarakat umum.