TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Memasuki semester kedua di tahun 2025, angka kecelakaan masih ada banyak ditemui di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Hal ini bisa terjadi karena masih ada banyak pengendara atau bikers yang tidak mengerti pentingnya Safety Riding atau mengutamakan keegoisan berkendara yang menimbulkan petaka bagi diri sendiri maupun pengendara lainnya.
Bila diulas kembali ke belakang, salah satu penyebab kecelakaan kerapkali disebabkan ilmu keselamatan yang tidak diajarkan atau dibimbing sejak kecil oleh orang tua atau sekolah tempat belajar.
Ketika anak kecil pertama kali diajak bepergian oleh orang tuanya menggunakan sepeda motor, itulah pertama kali orang tua memperkenalkan anaknya dengan kendaraan motor itu sendiri dimana peran orang tua cukup krusial disini.
Kalau dari kecil seorang anak hanya dibonceng tanpa pernah diberitau kenapa harus memakai helm, kenapa tidak boleh berdiri diatas jok, kenapa menggunakan safety gear lengkap sebelum berkendara mungkin bisa jadi awal mula penyebab masalahnya karena anak butuh proses dan alasan sebenarnya agar hal itu dapat diingat dan tertanam hingga alam bawah sadarnya agar saat anak itu menjadi dewasa kelak, ia sudah terbiasa dengan #Cari_Aman berkendara.
- Kurangnya Pemahaman Resiko.
Anak yang tidak diajarkan pentingnya aturan lalu lintas atau penggunaan safety gear atau hal dasar lain sebelum berkendara akan menjadi minim pemahaman resiko sehingga kecepatan dianggap sebagai adrenalin rush yang harus dilakukan supaya terlihat keren.
Faktanya, kecepatan bisa berujung pada petaka atau bahkan kematian diri sendiri atau pengguna jalan lain.
- Keterampilan Berkendara yang Tidak Lengkap.
Keterampilan berkendara bukan hanya bagaimana cara menggunakan gas, rem, sein, dan bel pada motor tetapi lebih dari itu setiap komponen pada motor memiliki fungsi pentingnya masing – masing.
Selain itu teknik saat menikung, bagaimana melakukan pengereman yang benar, juga prediksi bahaya termasuk dalam keterampilan berkendara yang harus dimengerti oleh anak sebelum mereka berkendara bebas di jalanan.
- Mentalitas.
Dengan tidak menasehati anak tentang etika saat berada di jalan, maka orang tua bisa memacu mentalitas “egois berkendara” dalam diri anak.
Anak perlu diajari tentang kesabaran, bagaimana menghormati pengguna jalan lain, dan tidak mengabaikan aturan yang ada saat berlalu lintas.
“Membekali diri kita dan anak – anak dengan pengetahuan keselamatan berkendara sejak dini itu sama pentingnya dengan mengajarkan mereka membaca, menulis, atau berhitung."
"Ini bukan cuma soal gimana mereka bisa naik motor, tapi bagaimana mereka bisa pulang ke rumah dengan selamat,” tutup Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah. (Laili S/***)