Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics Co. pada Senin (28/7), mengumumkan bahwa pihaknya telah mengamankan pesanan semikonduktor kecerdasan buatan (AI) senilai 22,8 triliun won (sekitar Rp268 triliun) dari pelanggan besar yang tidak disebutkan namanya, yang kemudian diyakini sebagai perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Tesla.
Dikutip dari Yonhap, Senin (28/7), dalam pengajuan regulasi, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu menyatakan telah menandatangani kontrak foundry yang ditargetkan selesai pada 31 Desember 2033.
Nilai kontrak tersebut setara dengan 7,6 persen dari total pendapatan Samsung Electronics tahun lalu yang mencapai 300,9 triliun won (sekitar Rp3,5 kuadriliun), sekaligus menjadi pesanan chip terbesar yang pernah diperoleh perusahaan itu.
Samsung tidak mengungkap identitas klien maupun rincian kontrak dengan alasan "kerahasiaan manajemen."
Namun, belakangan, pendiri Tesla Elon Musk mengonfirmasi melalui akun media sosialnya bahwa Samsung Electronics akan memproduksi chip generasi terbaru Tesla, AI6, di pabrik semikonduktor baru Samsung di Texas, Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut diyakini merujuk pada kontrak bernilai miliaran dolar yang diumumkan sebelumnya oleh perusahaan Korea Selatan itu.
"Samsung setuju untuk memungkinkan Tesla membantu memaksimalkan efisiensi produksi," tulis Musk dalam unggahan di X, Senin (28/7).
"Fasilitas Samsung yang sangat besar di Texas akan didedikasikan untuk memproduksi chip AI6 generasi terbaru milik Tesla. Pentingnya strategi ini sulit untuk dilebih-lebihkan," sambungnya.
Musk merujuk pada pabrik fabrikasi semikonduktor Samsung yang tengah dibangun di Taylor, Texas, sebagai bagian dari rencana investasi senilai 37 miliar dolar AS (sekitar Rp606 miliar), dengan target operasional pada 2026.
Proyek ini sebelumnya dilaporkan mengalami penundaan akibat minimnya pesanan.
Musk juga menambahkan bahwa saat ini Samsung tengah memproduksi chip AI4, sementara produksi chip AI5 milik Tesla akan ditangani oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), yang akan memulai proses produksi di fasilitasnya di Taiwan dan selanjutnya di Arizona.
“Ini adalah momen krusial. Saya sendiri akan turun tangan langsung untuk mempercepat kemajuan. Lokasi pabrik yang dekat dari rumah saya juga sangat membantu,” tambah Musk, merujuk pada fasilitas Samsung di Texas.
Kesepakatan senilai 22,8 triliun won ini diperkirakan akan menjadi dorongan besar bagi divisi foundry Samsung, yang selama ini tertinggal jauh dari pemimpin industri global TSMC.
Menurut data terbaru dari lembaga riset pasar TrendForce, Samsung Electronics hanya menguasai 7,7 persen pangsa pasar foundry global pada kuartal pertama tahun ini, jauh di bawah TSMC yang mendominasi dengan 67,7 persen.