Cak Imin: Santri Harus Adaptif dengan Perkembangan Zaman
Muhammad Zulfikar August 03, 2025 03:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengingatkan para santri di seluruh Indonesia agar menggali potensi, menguatkan daya saing, dan adaptasi terhadap perkembangan zaman.

Santri adalah istilah dalam budaya Indonesia yang merujuk pada seseorang yang menuntut ilmu agama Islam, terutama di pondok pesantren.

Ini disampaikan Cak Imin dalam sambutannya usai membuka Muktamar ke-V Halaqoh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren Se-Indonesia, di Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan, Jumat (1/8/2025).

“Para santri harus terus menggali potensi, memperkuat daya saing, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” kata Cak Imin.

Adaptif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan seseorang atau sesuatu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan atau kondisi baru secara efektif.

Perkembangan zaman adalah istilah yang menggambarkan proses perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia seiring berjalannya waktu.

Adapun dalam muktamar bertajuk 'Revitalisasi Peran Santri dalam Pembangunan Bangsa' ini, hadir 315 perguruan tinggi berbasis pesantren. 

Kehadiran mereka disebut jadi bukti bahwa pesantren kini tak lagi hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat gerakan intelektual dan pemberdayaan generasi muda Islam.

Muktamar ini juga menjadi ajang pemilihan Presidium Nasional BEM Pesantren periode selanjutnya. Proses ini diharapkan dapat melahirkan sosok pemimpin muda yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai pesantren.

Dalam sambutannya, Presidium Nasional BEM Pesantren, Muhammad Naqib Abdullah menyatakan mahasiswa santri atau mahasantri sudah semestinya ikut aktif dalam perkembangan zaman dan cakap digital.

Hal ini diperlukan di tengah pesatnya kemajuan teknologi, agar mampu membedakan sekaligus menjabarkan mana informasi benar, salah ataupun hoaks.

“Mahasantri harus senantiasa ikut aktif dalam perkembangan zaman, harus juga melek dalam digital. Menjadi mahasantri harus bisa membedakan dan memberikan tanggapan antara informasi yang faktual dan informasi yang hoaks,” kata Naqib.

Dalam kesempatan ini, Naqib juga mengajak para santri untuk aktif dalam setiap kegiatan BEM Pesantren Seluruh Indonesia. Mulai dari muktamar, mukernas, dan silatnas.

“Kegiatan nasional yang wajib dilaksanakan oleh BEM Pesantren Se Indonesia ini ada Muktamar, Mukernas dan Silatnas. Kami berharap kepada seluruh mahasantri untuk tidak absen dalam kegiatan tersebut," pungkas dia. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.