Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Di sebuah aula sederhana di SMK Muhammadiyah Majalengka, puluhan orang berkumpul dengan semangat perubahan bagi umat. Mereka datang membawa niat besar untuk memperkuat gerakan zakat dan filantropi dari Majalengka untuk Indonesia.
Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Kabupaten Majalengka hari itu dibuka dengan tema yang kuat: “Mengokohkan Sinergi, Menguatkan Aksi Filantropi.”
Di tengah wajah-wajah yang penuh semangat itu, Alan Barok berdiri sebagai Ketua LAZISMU Majalengka. Ia tahu betul tantangan yang menanti. Tapi ia juga tahu bahwa langkah pertama harus dimulai dari penguatan sistem yang sederhana tapi krusial yaitu kepercayaan.
“Kami sedang menyiapkan sistem pengelolaan ZIS yang lebih transparan dan akuntabel. Zakat harus dikelola dengan profesional agar benar-benar sampai ke mereka yang membutuhkan,” ujar Alan, Minggu (3/8/2025).
Bagi Alan, zakat bukan sekadar kewajiban agama. Ia adalah bentuk cinta sosial. Maka setiap rupiah yang dikumpulkan, harus bisa dipertanggungjawabkan dan yang lebih penting lagi, dirasakan manfaatnya.
LAZISMU bukan nama baru di Majalengka. Namun dalam beberapa tahun terakhir, geliatnya mulai terasa lebih luas. Bersama jaringan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), lembaga ini aktif menyentuh berbagai sektor: dari pendidikan, ekonomi, hingga kesehatan masyarakat.
“Sinergi itu penting. Kita tidak bisa jalan sendiri. Kami ingin seluruh elemen Muhammadiyah di Majalengka ikut terlibat aktif,” kata Alan.
Bukan hanya ajakan kepada kader, tapi juga kepada masyarakat luas. Melalui pendekatan yang sederhana, LAZISMU berharap semua orang bisa merasa punya peran, walau sekecil apapun.
“Kadang, satu orang yang bersedekah seribu rupiah bisa menginspirasi puluhan lainnya,” ujarnya.
Sementara Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majalengka, Ajid Yatiman tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Baginya, LAZISMU bukan hanya lembaga sosial, tapi perpanjangan tangan dakwah Muhammadiyah yang paling konkret.
“Dengan semangat baru, kami berharap LAZISMU bisa jadi motor perubahan. Bukan hanya membagi, tapi mengangkat harkat manusia,” tuturnya.
Ajid menuturkan pentingnya enam pilar utama dalam kerja-kerja sosial Muhammadiyah, yakni dalam dakwah sosial, kemanusiaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.
Baginya, jika enam pilar itu dijalankan dengan sungguh-sungguh, Majalengka bisa menjadi contoh gerakan zakat yang hidup dan berdampak.