Dapur MBG di Daerah Ini Bekali Sholawat ke Pekerjanya untuk Cegah Keracunan: Menumbuhkan Ketakwaan
Mujib Anwar August 03, 2025 07:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Belakangan ini marak terjadinya kasus keracunan dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Untuk mencegah hal itu, maka para pekerja dapur diharapkan menjaga kebersihan bahan baku serta peralatan masak.

Pemanfaatan bahan-bahan segar dari petani dan peternak lokal juga didorong pemerintah agar makanan yang disajikan tetap aman, sehat, dan berkualitas.

Hal ini disampaikan oleh Marsekal Madya TNI Samsul Rizal saat meresmikan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kelurahan Gempolsari, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/7/2025) malam.

Jenderal penerbang yang kini memimpin pengaderan 30.000 tenaga Sanitarian, Pangan, Pertanian, dan Gizi Indonesia (SPPI) tersebut menilai, langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG.

"Bahan-bahan yang digunakan harus betul-betul yang terbaik. Saya tadi tekankan bahwa semua bahan seperti sayur, telur, dan ikan sebisa mungkin berasal dari sumber-sumber lokal agar bisa memberdayakan UMKM dan petani," ujar Samsul di lokasi.

Samsul juga menuturkan bahwa dirinya turun langsung ke lapangan untuk melakukan survei.

Memastikan tidak ada masalah di dapur SPPG, termasuk kebersihan alat masak, alat pendingin, dan fasilitas lainnya.

Jika ditemukan kendala, perbaikan akan dilakukan secara bertahap sesuai arahan dari tim verifikator.

Dapur SPPG di Gempolsari ini diproyeksikan mampu memproduksi hingga 4.000 paket makanan setiap hari, yang akan didistribusikan ke sekolah di sekitar wilayah tersebut.

"Harapannya, dapur ini bisa segera beroperasi dan menjadi contoh bagi Kecamatan lain, sehingga pembangunan dapur-dapur baru bisa segera dilakukan," tambahnya.

Selain dituntut andal dalam memasak, para pekerja dapur SPPG juga dibekali dengan nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan berselawat bersama Ustaz Deni Ramdani Sagara.

Tujuannya adalah menumbuhkan keimanan dan ketakwaan sebagai landasan kerja.

Agar para pekerja tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga bekerja dengan hati yang bersih dan niat yang benar.

Sementara itu, Dede Rizab dari Yayasan Mawar Mekar Mewangi selaku pengelola Dapur SPPG Gempolsari menjelaskan bahwa dapur ini terdiri dari 47 juru masak dan staf.

Masih dibantu oleh dua kepala dapur, satu ditugaskan dari pusat dan satu lagi dari daerah setempat.

"Pemerintah juga sebenarnya memberdayakan warga sekitar, termasuk para pengangguran, untuk terlibat dalam program ini," ucap Dede, dilansir dari Kompas.com.

Menurut Dede, Dapur SPPG akan menyiapkan menu MBG selama 22 hari kerja setiap bulan, sesuai dengan jadwal sekolah, untuk melayani 21 sekolah dengan total sekitar 4.000 porsi per hari.

Dede berharap keberadaan dapur ini dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

"Kami ingin menyalurkan manfaat program ini secara langsung kepada masyarakat yang memang berhak menerimanya," pungkasnya.

Sementara itu, ulat ditemukan dalam menu makanan bergizi gratis (MBG) membuat siswa histeris.

Dalam video berdurasi 30 detik, ulat tersebut terdapat pada makanan yang disantapnya.

Peristiwa ini terjadi di MTs Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (29/7/2025).

Indah selaku Staf PTSP MTs Negeri 1 Kota Ternate yang juga bertugas menerima menu paket MBG mengatakan, ulat ditemukan pada 1 dari 780 ompreng MBG.

Sementara dapur penyedia MBG sekolah tersebut berasal dari Dapur Sabia yang berada di Kecamatan Ternate Utara.

"Karena temuan hanya di satu ompreng, maka makanan lainnya tetap diberikan ke siswa beserta guru setelah diumumkan agar dicek terlebih dahulu sebelum disantap."

"Kalau kami periksa makanan itu aman, kami lanjut kasih ke anak-anak," tambahnya.

ULAT- Seorang siswa MTs Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara histeris menemukan ulat dalam menu makanan bergizi gratis (MBG), Selasa (29/7/2025).
Seorang siswa MTs Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara histeris menemukan ulat dalam menu makanan bergizi gratis, Selasa (29/7/2025). (TribunTernate.com/M Julfikram Suhadi)

Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Kota Ternate, Sahdi Muhamad Laher, mengaku segera berkoordinasi dengan pihak dapur untuk menyampaikan keberatan.

"Setelah ini saya konfirmasi ke pihak dapur untuk sementara waktu diberhentikan dulu (pendistribusian),  katanya ketika didatangi awak media di ruang kerjanya, Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, distribusi menu MBG semenjak adanya temuan ulat harus ditahan sementara sampai ada solusi dan tidak terjadi lagi kasus serupa.

Ia pun menyayangkan bahwa program pemerintah pusat yang cukup bagus untuk pemenuhan gizi siswa ini malah seperti ini.

"Sangat disayangkan, ini programnya bagus dengan makanan gratis bergizi katanya."

"Tapi kemudian yang disediakan itu makanan yang ada gai (ulat), sangat disayangkan sekali, "sesalnya.

Sahdi juga memastikan setelah adanya kasus ini, para siswa akan ragu dan bahkan tidak ingin lagi menyantap MBG yang disediakan.

Ditambah informasi terkait permasalahan ini sudah beredar luas (viral).

Karenanya ia berharap agar ke depannya pihak penyedia bisa menyiapkan menu yang sesuai harapan pemerintah.

Sehingga program pemerintah ini dapat meningkat gizi peserta didik di sekolahnya maupun sekolah-sekolah lain.

"Jangan sampai keteledoran pihak penyedia kemudian terjadi hal-hal yang tidak inginkan, bisa jadi keracunan dan lain sebagainya, "harapnya.

Sahdi menambahkan, program MBG ini mulai masuk ke sekolahnya sejak Maret 2025 lalu.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.