BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Desa Sungai Buluh dan Desa Tungkap di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) terdampak cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang, Senin sore (4/8/2025 ) sekitar pukul 16.30 Wita.
Pantauan banjarmasinpost.co.id, Selasa (5/8/2025), di Desa Sungai Buluh ada tiga rumah warga mengalami kerusakan bervariasi. Sementara itu, di Desa Tungkap, satu gedung olahraga di RT 001 RW 001, roboh.
Sekretaris Desa Sungai Buluh, Nasir menyebutkan, tiga rumah yang mengalami kerusakan yakni rumah apung milik Juhran di RT 007 RW 003. Kondisinya hampir roboh. "Sedangkan dua lainnya rumah milik Arbaiyah dan Sahrin yang mengalami rusak di bagian atap," ujar Nasir.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Tungkap, Abdillah menuturkan, gedung olahraga milik desa mengalami kerusakan parah. “Kondisinya hancur," ucap dia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST, Akhmad Apandi, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Fitriadinoor, membenarkan adanya kejadian tersebut. "Pascakejadian, tim BPBD sudah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pendataan," kata dia.
Fitri menambahkan, pihaknya bersama Dinas Sosial HST sudah melakukan pendataan dan penanganan awal. "Kami mengimbau kepada warga untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan," pesannya.
Mengutip kompas.com, dalam Peraturan KBMKG Nomor 009 tahun 2010 dijelaskan bahwa cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Sementara cuaca ekstrem adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.
Dalam hal ini, terdapat lembaga yang berwenang dalam memantau kondisi cuaca di Indonesia yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG juga telah memiliki kriteria tersendiri dalam menyatakan kondisi suatu cuaca yang terjadi termasuk ekstrem atau tidak.
Dijelaskan, cuaca ekstrem di Indonesia disebabkan oleh dua hal. Pertama, cuaca ekstrem dapat terjadi karena puncak musim penghujan yang sedang terjadi. Kedua, cuaca ekstrem juga dapat terjadi karena adanya aktivitas dinamika atmosfer. Indonesia merupakan daerah pertemuan air dan memiliki penguapan yang kuat.
Sementara dikutip dari laman repo.itera.ac.id, penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena adanya Monsun Asia dimana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.
Faktor lain yaitu adanya suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu kondensasi menjadi awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer. Gelombang atmosfer inilah yang kemudian dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan dan cuaca ekstrem.
Ada pun beberapa tanda cuaca ekstrem yang bisa dikenali antara lain: Udara terasa panas terik sejak pagi hari. Terlihat awan Cumulus sejak pagi. Terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb). Turun hujan. Udara terasa lebih dingin. Datangnya hujan deras secara tiba-tiba. (banjarmasinpost/stanislaus sene)