Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeksplorasi tren pendanaan hibah di negara-negara maju sebagai salah satu strategi alternatif untuk membiayai proyek pembangunan tanpa membebani anggaran pemerintah.

"Kami saat ini mencoba mengeksplorasi kesempatan-kesempatan yang tentunya harus kami pelajari, kira-kira arah tren pendanaan hibah itu pada sektor tematik apa yang sedang banyak di seluruh dunia," kata Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati di Jakarta, Rabu.

Dia dalam "Podcast Rabu Belajar" bertema "Creative Financing untuk Investasi Pembangunan Perkotaan" mengatakan, melimpahnya likuiditas pada negara-negara maju sering memberikan bukan hanya pinjaman, namun juga hibah yang terfokus. Misalnya, sektor-sektor tertentu.

Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya mengeksplorasi tren hibah saat ini.

"Jakarta mendapatkan apa, kemudian hibah yang memberikan negara-negara itu mendapatkan apa. Itu yang saat sekarang ini tentu kita bersama-sama menjadi perhatian atau atensi kami," ujar Suharini.

Hibah merupakan bagian dari strategi pembiayaan atau pendanaan alternatif (creative financing) dalam penyelenggaraan pembangunan tanpa membebani anggaran pemerintah yang saat ini punya beberapa keterbatasan.

Gagasan pendanaan ini bermula dari kebutuhan pembangunan yang semakin kompleks terutama di daerah-daerah, yakni untuk mencari alternatif pendanaan yang baru, lebih fleksibel, inovatif dan berkelanjutan.

Tujuannya, pembiayaan alternatif ini meningkatkan kemandirian fiskal dari Pemprov DKI, mengakselarasi pembangunan perkotaan dan mendukung visi Jakarta menjadi kota global yang berdaya saing dan berbudaya.

Berdasarkan dokumen perencanaan jangka panjang DKI Jakarta tahun 2025-2045, total nilai investasi yang diperlukan untuk mendukung Jakarta menjadi kota global yang berdaya saing dan berbudaya yakni sebesar Rp657 triliun.

Jumlah ini bila dibandingkan dengan APBD DKI Jakarta tahun 2025, khususnya belanja modal yang sebesar Rp14,35 triliun, menunjukkan perbedaan nilai yang sangat signifikan.

"Bagi kami, 'creative financing' merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan tanpa semata mengandalkan dana APBD atau dari pemerintah pusat," katanya.