Cuma Ada 5 di Dunia, Erick Thohir Perkenalkan NDRC sebagai Pilar Sepak Bola Indonesia
Wila Wildayanti August 06, 2025 11:15 PM

BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI Erick Thohir memperkenalkan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia.

Lembaga Arbitrase yang kini diakui FIFA dan menjadi satu dari lima di dunia ini diharapkan jadi pilar penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem sepak bola Tanah Air.

NDRC Indonesia ini sebenarnya sudah berdiri sejak 2019 lalu dan belum lama ini mendapatkan sertifikasi resmi dari FIFA pada Januari 2025.

Untuk itu, lembaga ini diharapkan dapat menyelesaikan sengketa antara klub, pemain, dan pelatih.

Oleh karena itu, lembaga Arbitrase ini dianggap sebagai pilar penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem sepak bola tanah air.

Apalagi NDRC Indonesia ini menjadi satu dari lima lembaga arbitrase di dunia yang diakui oleh FIFA.

Bahkan NDRC ini sudah menjadi satu-satunya yang diakui FIFA di Asia.

Erick Thohir pun menegaskan bahwa keberadaan NDRC ini menjadi salah satu komitmen federasi.

Ia menunjukkan komitmen dengan tidak meninggalkan klub-klub, karena melalui NDRC ini federasi bisa check and balance terhadap problem sepak bola antar pemain dengan klub maupun klub dan klub.

“Kita mendorong keseimbangan ekosistem yang kita bentuk, termasuk (lewat) NDRC ini,” ujar Erick Thohir Thohir kepada awak media termasuk BolaSport.com di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

“NDRC sebagai check and balance ketika ada isu soal pemain dengan klub, klub dan klub, juga lain-lainnya,” ucapnya.

“Itu kenapa kami mendorong NDRC. Ini baru 5 di dunia (yang diakui FIFA).”

“Kita patut bangga. Ini komitmen membangun ekosistem, dan putusan NDRC ini wajib diikuti.”

Sementara itu, Ketua NDRC Togi Pangaribuan mengatakan bahwa saat ini ada 200 kasus yang mereka tangani.

Hampir seluruhnya merupakan sengketa penundaan pembayaran gaji atau kompensasi terkait kontrak yang belum terpenuhi.

“Sebenarnya ada tiga tipe sengketa yang bisa kami selesaikan, yaitu tunggakan gaji, training compensation, dan solidarity mechanism," kata Togi Pangaribuan.

"Dari tiga sifat sengketa itu, hampir 100 persen berhubungan dengan tunggakan gaji, walau tidak sepenuhnya gaji, ada yang kompensasi-kompensasi dari kontrak,” jelasnya.

“Jadi dari 200 putusan tersebut, seluruhnya soal tunggakan gaji.”

Dalam kesempatan ini, Togi menjelaskan bahwa untuk proses penanganan sengketa ini sebenarnya akan memakan waktu tiga hingga enam bulan.

Tentu saja tahapan awalnya dengan pengaduan pihak yang merasa haknya belum didapatkan bisa melapork ke NDRC melalui e-mail.

Ia mengatakan pihak pengadu tak perlu melakukan banyak hal untuk melaporkan ke NDRC.

Mereka hanya perlu mengirimkan pengaduan melalui e-mail dengan dilengkapi bukti untuk kemudian diproses dan dipastikan tanpa dipunggut biaya.

“Sederhananya, pemain atau kuasanya, atau pelatih, atau klub bisa mengajukan permohonan ke NDRC melalui e-mail dengan melampirkan bukti. Semua proses document base dan online. Karena tujuannya memberi perlindungan dan kepastian hukum, semua proses di NDRC itu gratis," ungkap Togi.

"Setelah permohonan itu dimasukkan, akan diminta tanggapan dari pihak pemohon. Lalu ada sidang NDRC, kemudian dikeluarkan putusannya. Jadi itu sederhananya."

"Kurang lebih proses (penyelesaian sengketa) 3-6 bulan, itu yang sedang kami usahakan untuk dipercepat supaya ekosistem sepak bolanya sehat."

"Biasanya masalah muncul ketika liga hampir berakhir, jadi kami berupaya mempercepat penyelesaian sebelu musim baru bergulir," tuturnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.