Alasan Prabowo Tak Masalah dengan Bendera One Piece di HUT RI, Warga Malang Kadung Hapus Mural
Sarah Elnyora Rumaropen August 07, 2025 02:32 AM

SURYAMALANG.COM, - Presiden RI Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan tidak masalah dengan bendera One Piece yang kini viral menjelang HUT RI ke-80. 

Menjelang peringatan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus, bendera One Piece berkibar di beberapa daerah Indonesia sebagai simbol kritik dan keresahan masyarakat jika negeri ini belum benar-benar merdeka. 

Di Kota Malang, warga Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing terlanjur menghapus mural One Piece demi menghindari konflik. 

Munculnya bendera One Piece yang dipasang berdampingan sedikit lebih rendah dengan bendera Merah Putih memang sempat menimbulkan pro-kontra. 

Beberapa anggota DPR RI bahkan menilai fenomena pengibaran bendera One Piece sebagai hal berbahaya dan menjurus pada makar. 

Prabowo Tidak Masalah

Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Presiden Prabowo tidak masalah dengan fenomena tersebut.

Alasannya sederhana, selama dicerminkan sebagai bagian ekspresi komunitas kreatif dan tidak menyertakan unsur provokasi atau menyaingi simbol nasional, Prabowo tidak akan melarangnya. 

"Kalau sebagai bentuk ekspresi, it's okay, enggak ada masalah," kata Prasetyo di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Prasetyo menjelaskan, bendera One Piece bukan sesuatu yang dihalangi, tetapi persoalan akan muncul jika digunakan “kurang pas” hingga membenturkan ekspresi komunitas dengan bendera Merah Putih.

"Tapi, jangan ini dibawa atau dibentur-benturkan kepada, disandingkan, atau dipertentangkan dengan bendera Merah Putih," tegasnya.

Prasetyo menekankan, Presiden Prabowo menghormati kreativitas masyarakat, namun tetap menegaskan batas antara simbol positif dan penghormatan terhadap lambang negara.

"Enggak seharusnya seperti itu, kita sebagai anak bangsa bendera Merah Putih itu satu-satunya," ujar Prasetyo. 

Menurutnya, bentuk ekspresi tanpa penghormatan pada simbol kebangsaan dapat mencederai nilai-nilai sejarah dan identitas nasional.

"Membentur-benturkan itu dengan, misalnya ya, menghasut dalam tanda kutip ya, untuk lebih baik menggibarkan bendera ini daripada Bendera Merah Putih. Itu kan enggak bener gitu, enggak boleh seperti itu" imbuhnya.

Politikus Partai Gerindra ini kembali menegaskan, pemerintah tidak masalah jika makna bendera One Piece hanya sebagai wujud ekspresi atau kritik.

"Enggak ada masalah. Kalau makna kritikan kita sangat terbuka, pemerintah sangat terbuka," ucapnya.

Prasetyo menambahkan, pemerintah juga mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan. 

"Kita menyadari kok memang masih banyak pekerjaan rumah. Masih banyak yang harus kita perbaiki," ungkapnya.

Fenomena bendera One Piece, yang semula viral sebagai bentuk kritik sosial terhadap kondisi pemerintahan, kini berubah menjadi sorotan nasional.

Pernyataan pemerintah mencerminkan sikap proporsional: membiarkan ekspresi generasi muda tapi menolak penggantian atau penyejajaran dengan simbol negara.

Warga Malang Hapus Mural

Sementara di Malang, sebuah mural bergambar One Piece tergambar jelas di Jalan Lahor RT 4 RW 4, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing.

Mural tersebut bergambar tulang menyilang lengkap dengan topi jerami bertuliskan Lapendos.

Namun mural itu sengaja dibuat tidak sempurna, karena mata maupun gigi tengkoraknya belum digambar.

Ketua RT setempat, Arianto Sigit mengatakan, mural tersebut dibuat oleh warga seminggu yang lalu bersamaan dengan kerja bakti.

"Anak-anak sini yang gambar, iseng-iseng kreativitas" ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (6/8/2025).

"Dibuatnya seminggu yang lalu, pada waktu kerja bakti menghias gapura sama memasang umbul-umbul, terus iseng-iseng gambar" lanjutnya. 

"Pada awalnya saya pikir hanya tulisan, ternyata digambar mirip One Piece," ungkap Arianto.

Arianto mengaku, tidak ada niatan apapun saat menggambar mural tersebut dan benar-benar murni iseng kreativitas semata.

"Kalau menyinggung salah satu pihak, kayaknya enggak karena ini cerita fiksi sebenarnya, dan film kartun ini sudah lama mulai dari saya kecil sampai dewasa" paparnya. 

"Terkait kata Lapendos yang ada pada gambar mural, itu adalah kata khas sini yang artinya Lahor Penuh Dosa," beber Arianto. 

Arianto juga menerangkan, selama ini tidak ada masalah pada mural tersebut dan pada Selasa (5/8/2025) kemarin, ia baru tahu kalau mural itu menjadi viral.

"Saya diinfo kemarin malam, kalau muralnya jadi viral dan sebagai bentuk tanggung jawab, akan kita hapus agar tidak jadi konflik berkepanjangan," ungkapnya.

Untuk menghapus mural tersebut, caranya dengan ditimpa dan diblok dengan cat berwarna putih.

"Kalau dihapus kan susah, jadi kita blok saja dengan cat. Kemudian, nanti digambari dengan gambar-gambar lain, jadi biar sama-sama enak," terang Arianto.

Dalam kesempatan tersebut, Arianto menyampaikan permohonan maaf apabila mural mirip simbol One Piece telah membuat kegaduhan di masyarakat.

"Tidak bermaksud menyinggung siapa-siapa, sebenarnya bentuk ekspresi saja" ujarnya. 

"Kalau ada yang tersinggung, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan sesegera mungkin kami hapus gambarnya," tandas Arianto.

(WartaKotalive.com/Suryamalang.com/Kukuh Kurniawan/Kompas.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.