Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Gedung sementara Sekolah Rakyat di Kabupaten Sragen bakal segera direnovasi.
Dimana, gedung sementara Sekolah Rakyat akan berlokasi di Technopark Kabupaten Sragen.
Nampak, tim teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) datang ke Technopark Sragen untuk memeriksa beberapa hal.
Yang mana, salah satunya mengecek kondisi bangunan yang terlihat retak di beberapa sisi, kondisi lantai, hingga kondisi ruang kelas yang terkadang terdapat rembesan air hujan.
Ya, gedung Technopark Sragen sendiri sudah mulai terdapat beberapa kerusakan, lantaran sudah termakan usia.
Gedung Technopark Sragen dibangun pada tahun 2008 dan diresmikan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Permukaan lantai gedung tersebut turun, karena dimungkinkan proses pemadatan tanah belum maksimal waktu dibangun.
Selain itu, dulunya lokasi Technopark Sragen merupakan area persawahan.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan kondisi tersebut sebelumnya telah dicek oleh Kementerian PU.
"Yang akan dipakai untuk sementara waktu itu gedung Technopark, ini sudah disurvei oleh tim Kementerian PUPR," ujarnya kepada TribunSolo.com.
"Namun masih menunggu tindak lanjut renovasinya, jadi sudah disurvei tinggal menunggu tindak lanjut," tambahnya.
Diketahui, nanti disediakan 4 ruang kelas untuk proses pembelajaran Sekolah Rakyat.
Gedung Technopark Sragen juga sudah dilengkapi asrama, lantaran pada saat pandemi Covid-19, Technopark Sragen dijadikan lokasi isolasi para pasien.
Selain itu, menurut Sigit, tenaga pengajar hingga keperluan Sekolah Rakyat akan dipenuhi oleh Pemerintah Pusat.
"Tenaga pengajar, wali asrama serta seluruh keperluan akan dicukupi Pemerintah Pusat," pungkasnya.
Mengenal Technopark Ganesha Sukowati Sragen
Technopark Ganesha Sukowati yang berlokasi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menjadi salah satu pusat pelatihan kerja dan inovasi teknologi unggulan di Indonesia.
Lembaga ini berada di bawah naungan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sragen dan telah beroperasi sejak tahun 2009, setelah diresmikan langsung oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Berlokasi sekitar dua kilometer dari pusat kota Sragen, Technopark Ganesha Sukowati berdiri di atas lahan seluas lebih dari 7 hektar.
Sejak awal berdiri, lembaga ini memiliki visi besar untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul melalui pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi resmi, dan penempatan kerja.
Salah satu program unggulan yang ditawarkan adalah skema 3-in-1 yang mencakup pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja.
Terdapat 20 program pelatihan dari 8 bidang kejuruan seperti otomotif, elektro, pemesinan, las, bordir komputer, desain teknis (AutoCAD), hingga pertanian modern.
Selain menyalurkan lulusan ke dunia kerja, Technopark juga mendorong wirausaha baru dengan fasilitas inkubasi bisnis dan pendampingan UKM.
Technopark Ganesha Sukowati memiliki sejumlah gedung pelatihan yang dinamai dari tokoh pewayangan, seperti Gedung Yudhistira, Krisna, Hanoman, Nakula, Sadewa, dan Gatotkaca.
Masing-masing gedung difungsikan untuk pelatihan spesifik, mulai dari otomotif, elektro, las, garmen, hingga ICT.
Lokasinya strategis, dekat dengan akses transportasi seperti stasiun, terminal bus, dan bandara.
Fasilitas penunjang lainnya meliputi asrama, kantin, koneksi Wi-Fi, ruang pertemuan, mushola, hingga area praktik luar ruangan.
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat (SR) merupakan sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang bertujuan memberikan akses belajar kepada masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu atau tertinggal dalam sistem pendidikan formal.
Konsep Sekolah Rakyat telah ada sejak era awal kemerdekaan Indonesia dan kini kembali dihidupkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan ketimpangan pendidikan di berbagai wilayah, termasuk di daerah-daerah pelosok.
Konsep dan Sejarah Sekolah Rakyat
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laman resmi Kementerian Sosial dan organisasi masyarakat sipil, Sekolah Rakyat bukanlah lembaga formal seperti sekolah negeri atau swasta pada umumnya.
Sebaliknya, SR adalah ruang belajar berbasis komunitas yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Materi yang diajarkan bisa berupa pengetahuan dasar seperti baca tulis, berhitung (calistung), hingga pendidikan karakter, keterampilan hidup (life skills), bahkan kewirausahaan.
Konsep ini sempat populer pada masa awal kemerdekaan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, sebelum sistem pendidikan nasional terbentuk utuh.
Kini, sejumlah organisasi dan lembaga, termasuk Kemensos, kembali menggagas pendirian Sekolah Rakyat dalam rangka mendorong pembangunan manusia.
Tujuan Pendirian Sekolah Rakyat
Tujuan utama dari pendirian Sekolah Rakyat adalah untuk menjangkau kelompok rentan yang kesulitan mengakses pendidikan formal.
Sekolah Rakyat menjadi solusi atas keterbatasan akses, biaya, dan kualitas pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Beberapa tujuan spesifik dari Sekolah Rakyat antara lain:
Mendorong pemberdayaan masyarakat: Sekolah Rakyat juga berperan dalam membangun kesadaran kritis warga terhadap hak-hak mereka, serta meningkatkan partisipasi dalam pembangunan lokal.
(*)