Jakarta (ANTARA) — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (IDX: PGEO) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menandatangani Head of Agreement (HoA) untuk mendorong agenda ketahanan energi nasional dan percepatan transisi menuju energi bersih.

Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Yudha Permana Jayadikarta menilai kerja sama ini sebagai langkah strategis. Ia percaya kolaborasi ini bisa menjadi awal yang baik untuk mencapai target 3 gigawatt (GW) yang dicanangkan oleh PGE di masa mendatang.

“Kolaborasi kedua BUMN ini diharapkan dapat mengurai berbagai tantangan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia, mulai dari perizinan, aspek sosial, hingga isu lingkungan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yudha mengatakan, tantangan selanjutnya adalah terkait teknologi dan pendanaan. Ia mengungkapkan, “Pengelolaan teknologi baru di lokasi terpencil dan aktivitas pengeboran menjadi tantangan operasional yang perlu diantisipasi dengan pendekatan teknis yang tepat.”

Menurutnya, jika tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi, pengembangan panas bumi berpotensi menarik investasi hingga USD 5 miliar, termasuk melalui penerbitan obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan (green bond).

Kesepakatan PGE dan PLN IP mencakup kerja sama pengembangan panas bumi yang difokuskan pada 19 proyek eksisting dengan total kapasitas sebesar 530 megawatt (MW). Pengembangan ini meliputi tujuh proyek brownfield, delapan proyek yellowfield, dan empat proyek greenfield di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Hululais, Ulubelu, Lumut Balai, Lahendong, Kamojang, Sungai Penuh, dan Kotamobagu.

Pada kesempatan ini, kedua pihak juga menyepakati Perjanjian Komitmen Konsorsium untuk pengembangan proyek PLTP Ulubelu Bottoming Unit (30 MW) serta Lahendong Bottoming Unit 1 (15 MW) dengan menggunakan teknologi co-generation.

“Ketika kita bicara soal BUMN, maka ini adalah pemanfaatan kapasitas lintas BUMN yang bisa memperkuat rantai integrasi panas bumi nasional dan ini sejalan dengan skema kolaborasi melalui Danantara,” kata Yudha.

Lebih dari itu, jika memperhatikan tantangan dan mitigasinya, Yudha menilai PGE dan PLN IP akan melaksanakan kerja sama yang baik, apalagi dengan adanya peran Danantara.

“Dengan Danantara, maka bisa terjalin kerja sama untuk mempercepat proyek eksisting melalui skema joint. Ini bisa juga memperkuat kedaulatan energi nasional,” ujarnya.