TRIBUNJATIM.COM - Polemik ijazah Joko Widodo (Jokowi) hingga kini masih menjadi perbincangan.
Diduga, ijazah Presiden Ke-7 RI tersebut saat kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah palsu.
Bareskrim Polri telah menyampaikan hasil uji laboratorium forensik (labfor) ijazah Jokowi, identik.
Namun hasil labfor ijazah Jokowi ini masih menyisakan pertanyaan.
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Ryaas Rasyid, menyoroti soal penggunaan istilah 'identik' yang digunakan Bareskrim Polri.
Menurut Ryaas Rasyid, penggunaan istilah identik saat Polri menguji keaslian ijazah Jokowi ini justru memperlihatkan Kepolisian tengah menyembunyikan sesuatu.
Karena bagi Ryaas, istilah identik ini tidak tepat untuk digunakan meneliti keaslian dokumen.
Bahkan Ryaas menyebut, uang palsu sekalipun akan bisa terlihat identik, tapi tetap saja uang palsu jika diteliti tidak bisa disebut autentik.
"Itu ini sesuatu yang menggambarkan kepolisian itu menyembunyikan sesuatu. Sebenarnya istilah identik itu tidak pas untuk digunakan meneliti keaslian suatu dokumen."
"Karena kalau soal identik, iya itu uang palsu juga identik. Semua uang palsu itu kalau Anda teliti mesti identik. Hm. Tapi kan tidak autentik," kata Ryaas dalam tayangan video di kanal YouTube Mantan Ketua KPK, Abraham Samad, Kamis (7/8/2025).
Ryaas kembali menegaskan, sesuatu yang palsu itu masih bisa terlihat identik. Tapi jika diteliti, yang palsu ini tidak akan bisa autentik dengan yang asli.
"Jadi semua yang palsu itu masih bisa identik dengan aslinya. Hm. tapi tidak autentik," imbuhnya.
Menurut KBBI identik berarti sama benar, tidak berbeda sedikit pun, sama dan sebangun. Sementara autentik berarti dapat dipercaya, asli, sah.
Lebih lanjut, Ryaas menuturkan untuk membuktikan keaslian ijazah Jokowi ini, polisi tidak bisa bekerja sendiri.
Sebab, kata dia, polisi harus meminta informasi kepada UGM terkait standar-standar kualitas untuk penerbitan dokumen resmi seperti ijazah yang berlaku di UGM.
Baru kemudian setelahnya polisi bisa menguji keaslian ijazah Jokowi ini.
"Nah, polisi untuk bisa membuktikan autentik dia tidak bisa kerja sendiri. Dia mesti bawa dulu ke UGM atau UGM menyerahkan kepada polisi karena dan memberi memberi standar-standar kualitas yang berlaku di UGM."
"Baru polisi kalau memang diminta, bisa mengatakan ini autentik, palsu. Bukan identik. Istilah itu (identik) tidak berlaku untuk menguji keaslian sesuatu."
"Nah, saya enggak tahu bagaimana kepolisian bisa mengambil sikap seperti itu," tutur Ryaas.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menyampaikan hasil uji laboratorium forensik (labfor) pada Ijazah Jokowi.
Menurut uji labfor, ijazah Jokowi dinyatakan identik.
Pengecekan berdasarkan dari bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, dan tinta tanda tangan dari dekan dan rektor.
"Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," ucap Djuhandani, Kamis (22/5/2025).
Menurut dia uji banding dilakukan dengan membandingkan ijazah asli yang dimiliki rekan-rekan mahasiswa seangkatan Jokowi di UGM.
"Dengan tiga pembanding kita uji dengan ijazah Bapak Jokowi. Hasilnya identik bahkan kami dari penyidik melihat map yang dimiliki semua sama dengan map rekan-rekannya meski kelihatan mapnya sudah kumal," ujarnya.
Dengan hasil identiknya ijazah Jokowi ini, polisi pun memutuskan untuk menghentikan penyelidikan dugaan kepemilikan ijazah palsu Jokowi.
"Terkait dengan aduan masyarakat, kewajiban penyelidik melakukan penyelidikan yang gunanya untuk mengetahui ada atau tidak perbuatan pidana."
"Namun dari pengaduan ini dapat disimpulkan tidak ada perbuatan pidana sehingga perkara ini dihentikan penyelidikannya," ungkap Djuhandhani.