Crystal Palace Kubur Mimpi Juara Liverpool di Community Shield, Henderson Penyelamat Adu Penalti
Lailatun Niqmah August 11, 2025 01:33 PM

TRIBUNWOW.COM - Pertarungan final memperebutkan Community Shield 2025 menghadirkan drama luar biasa di Stadion Wembley, Inggris.

Laga final Community Shield antara Crystal Palace vs Liverpool berlangsung pada Minggu (10 /8/2025) pukul 21.00 WIB.

Crystal Palace berhasil mengubur mimpi juara Liverpool melalui adu penalti setelah skor imbang 2-2.

Sosok yang jadi penentu kemenangan adalah kiper Crystal Palace, Dean Henderson, yang tampil gemilang menahan dua eksekusi penalti The Reds.

Hugo Ekitike membuka keunggulan untuk Liverpool pada menit ke-4, memanfaatkan umpan Florian Wirtz sebelum melepaskan tembakan keras.

The Eagles sempat membalas lewat peluang Jean-Philippe Mateta yang digagalkan Alisson, namun segera menyamakan kedudukan setelah Ismaïla Sarr dijatuhkan Virgil van Dijk di kotak terlarang.

Mateta sukses mengeksekusi penalti itu pada menit ke-17.

Liverpool kembali unggul di menit ke-21 ketika umpan silang Jeremie Frimpong gagal diantisipasi Henderson. 

Memasuki babak kedua, Crystal Palace bangkit dan menyamakan kedudukan di menit ke-77 melalui penyelesaian dingin Sarr setelah menerima umpan Adam Wharton.

Kedudukan 2-2 bertahan hingga akhir waktu normal, memaksa laga dilanjutkan ke adu penalti. 

Di babak tos-tosan, Dean Henderson tampil sebagai pembeda.

Kiper berusia 28 tahun tampil tenang di bawah tekanan Liverpool hingga kehilangan momentum

Henderson berhasil menepis eksekusi Alexis Mac Allister dan Harvey Elliott, setelah sebelumnya Mohamed Salah lebih dulu gagal. 

Duel penalti ini diakhiri dengan eksekusi akhir Justin Devenny di penalti kelima yang memastikan kemenangan 3-2 untuk Crystal Palace.

Kemenangan ini memberi gelar kedua bagi The Eagles dalam musim 2024/2025 setelah menumbagkan Manchster City 1-0 dalam Final FA Cup 2025, 17 Mei 2025 lalu.

Seusai pertandingan, Henderson mengungkapkan kebahagiaannya bisa tampil menentukan di momen besar seperti ini.

"Saya suka momen-momen besar, saya suka berada di situasi penuh tekanan. Pekerjaan rumah yang kami lakukan untuk menghadapi penalti sangat baik," ujarnya kepada TNT Sports, Minggu (10/8/2025).

Dean Henderson juga memuji kualitas lawan sambil mengingat pencapaian luar biasa timnya. 

"Mereka punya pemain-pemain luar biasa dan tim yang hebat, tetapi dua trofi dalam tiga bulan adalah sesuatu yang luar biasa. Emosi ini luar biasa. Saat mereka unggul 2-1, Anda mungkin berpikir kami sudah tersingkir dari pertandingan. Namun manajer mengatakan kami akan mendapat peluang, dan kami benar-benar mendapatkannya."

Dilansir TribunWow.com dari berita lokal Inggris, North Wales Chronicle, Senin (11/8/2025), pelatih Crystal Palace, Oliver Glasner, menyebut kemenangan ini memberi timnya “perasaan yang tidak bisa dibeli dengan uang”. 

Ia mengaku mengingatkan para pemain akan euforia saat menjuarai Piala FA pada Mei lalu, demi memupuk motivasi di Wembley. 

"Saya menunjukkan kepada para pemain sebuah video sebelum kami pergi ke Wembley tentang kebahagiaan para penggemar setelah menjuarai Piala FA, dan ini, kami menyebutnya sebagai hadiah emosional," ujar Glasner.

"Berdiri di sini di depan para penggemar, merasakan emosi ini, perasaan yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apa pun di dunia, sehingga Anda harus pantas mendapatkannya. Dan para pemain pantas mendapatkannya setelah Piala FA dan para pemain juga pantas mendapatkannya hari ini."

Ia juga memuji dukungan penuh suporter yang terus mendorong tim meski sempat tertinggal, sebelum akhirnya meraih trofi melalui adu penalti dramatis.

"Para penggemar kami, mereka sudah mendukung kami sejak awal hingga akhir, bahkan hari ini."

"Saat kami tertinggal, mereka selalu mendorong tim untuk maju. Ini adalah hubungan yang hebat, dan pada akhirnya, kami semua mendapatkan hadiah itu, dan inilah yang akan selalu dikenang selamanya."

Slot mengatakan tidak ada “masalah utama” yang menyebabkan kekalahan di adu penalti, tetapi pelatih Crystal Palace tersebut mengakui berutung bisa masuk ke adu penalti.

"Jika tim lawan gagal mengeksekusi dua penalti dan Anda tetap kalah dalam lima penalti, tentu saja itu tidak membantu.

"Namun secara umum, ini adalah pertandingan di mana kami dua kali unggul satu gol, dan menurut saya kami mengendalikan permainan sampai momen mereka (menyamakan kedudukan). Kami masih punya satu peluang besar untuk Mohamed Salah, tetapi pada akhirnya kami bisa saja kalah di waktu normal.

"Sampai momen itu, saya pikir ada setiap alasan bagi saya untuk mengharapkan kami memenangkan pertandingan ini, tetapi setelah skor menjadi 2-2, mungkin kami beruntung bisa masuk ke adu penalti."

(TribunWow.com/Peserta magang dari Universitas Sebelas Maret/Eka Herdianto B)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.