SURYA.co.id - Farel Prayoga lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 8 Agustus 2010. Ia tumbuh dari keluarga sederhana dan mulai mengenal dunia musik sejak usia belia.
Bakat menyanyi Farel muncul saat ia sering ikut sang ayah mengamen di lingkungan sekitar rumah mereka.
Tahun 2020 menjadi titik awal Farel terjun secara serius ke dunia musik.
Ia bergabung dengan manajemen milik musisi Banyuwangi, Wandra, di bawah label Aneka Safari Records.
Bersama tim tersebut, Farel mulai tampil secara profesional, khususnya dalam genre dangdut Jawa yang dekat dengan akar budayanya.
Nama Farel mulai dikenal luas setelah membawakan lagu “Ojo Dibandingke” karya Abah Lala yang sebelumnya dipopulerkan oleh Denny Caknan. Versi Farel viral di berbagai platform media sosial dan televisi nasional.
Penampilannya yang percaya diri dan suara khasnya membuat publik terpikat. Ia bahkan diundang tampil di Istana Merdeka dalam peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI pada tahun 2022, sebuah pencapaian luar biasa bagi penyanyi seusianya.
Meski “Ojo Dibandingke” bukan ciptaannya, lagu itu menjadi titik balik dalam karier Farel. Ia mulai mendapat banyak tawaran tampil dan dikenal sebagai penyanyi cilik yang membawa warna baru dalam musik dangdut.
Tak hanya menyanyikan lagu milik orang lain, Farel kini mulai belajar menulis lagu sendiri. Salah satu karyanya berjudul “Dudu Aku”, yang terinspirasi dari kisah cinta seseorang yang ia temukan di media sosial.
Farel mengaku hanya butuh waktu dua jam untuk menulis lagu tersebut. Meski hasilnya belum sempurna, ia yakin akan terus berkembang sebagai penulis lagu.
Di tengah kesibukannya, Farel tetap menjaga kedekatan dengan akar budaya Banyuwangi. Ia kerap membawakan lagu-lagu berbahasa Jawa dan tampil dalam acara-acara lokal yang mengangkat tradisi daerah.
Di Balik Sorotan: Uang Miliaran yang Habis dan Pertemuan Emosional
Di balik kesuksesan dan sorotan kamera, Farel menyimpan kisah pilu. Dalam perbincangan bersama Denny Sumargo, ia mengungkap bahwa uang miliaran rupiah yang ia hasilkan dari panggung ke panggung kini nyaris tak bersisa.
Ironisnya, sebagian besar uang tersebut digunakan oleh keluarganya sendiri tanpa izin dan sepengetahuannya. Farel pertama kali menyadari hal itu saat hendak membeli minuman sebelum tampil di sebuah acara.
“Posisi aku mau manggung, dan aku mau beli minuman di supermarket,” ujarnya.
“Aku mau narik uang dulu, eh ternyata uangnya cuma sisa Rp 56.000.”
Farel pun langsung bertanya kepada orangtua dan kakak laki-lakinya yang saat itu bersamanya. Namun respons mereka justru membuatnya terkejut. “Kamu paling yang boros,” kata Farel menirukan ucapan mereka.
Meski merasa tidak pernah menghamburkan uang, Farel memilih untuk minta maaf. “Aku minta maaf banget sama mereka,” ucapnya dengan nada tenang.
Beberapa minggu kemudian, sang kakak perempuan akhirnya mengaku bahwa uang Farel digunakan untuk membeli seekor kuda.
Manajernya, Muhammad Rais, mengonfirmasi bahwa semua penghasilan Farel selama ini memang langsung ditransfer ke pihak keluarga.
“Kalau saya lihat sih Farel hampir 100 persen ke keluarga,” ujar Rais. “Sementara untuk dirinya sendiri, ya gimana ya Rel, dia kan pakai barang dari fans,” tambahnya sambil menatap Farel.
Sejak masa awal mengamen, Farel terbiasa menyisihkan hanya sedikit dari pendapatannya untuk keperluan pribadi.
“Pendapatan paling sehari Rp 200.000, Rp 300.000, Rp 400.000, aku paling ambil Rp 20.000 buat jajan,” katanya.
Kini Farel hanya bisa mengenang keputusannya dulu menyerahkan semua urusan keuangan kepada keluarga tanpa pengawasan. “Dulu tuh, enggak tahu ya, gimana cara mikirku,” ucapnya sambil tersenyum.
Namun di tengah badai itu, Farel mengalami momen yang sangat emosional: ia akhirnya bertemu kembali dengan ibu kandungnya. Pertemuan itu terjadi setelah bertahun-tahun terpisah, dan menjadi titik penting dalam hidupnya.
Farel mengaku bahwa pertemuan tersebut membawa kehangatan dan harapan baru. Ia merasa lebih lengkap secara emosional dan mulai membangun hubungan yang lebih dekat dengan sang ibu.
Setelah pertemuan itu, Farel memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Keputusan tersebut diambil demi masa depan yang lebih terarah dan profesional, serta untuk menjauh dari konflik yang sempat terjadi di lingkungan keluarganya.
Di Jakarta, Farel mulai menjalani kehidupan baru.
Tegar, Optimis, dan Terus Berkarya di Ibukota
Meski telah kehilangan uang dalam jumlah besar, Farel tetap menunjukkan sikap tenang dan dewasa. Ia tidak larut dalam kekecewaan, melainkan memilih untuk fokus pada masa depan.
Farel terus mengasah kemampuan bermusik, belajar menulis lagu, dan tampil di berbagai acara. Ia percaya bahwa masa depannya masih panjang dan penuh peluang.
Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama anak-anak muda yang ingin meniti karier di dunia hiburan. Farel membuktikan bahwa bakat, kerja keras, dan ketulusan bisa membawa seseorang ke panggung nasional.
Ia juga menunjukkan bahwa ketegaran bukan hanya soal menahan air mata, tapi juga tentang bangkit dan melangkah lagi. Farel tidak menyalahkan siapa pun, ia hanya belajar dari pengalaman.
Kini, Farel mulai lebih bijak dalam mengelola keuangan dan kariernya. Ia didampingi oleh manajer yang lebih profesional dan mulai memahami pentingnya kontrol atas hasil kerja kerasnya.
=====
Bergabung sekarang di platform pilihan Anda: