Produksi Apel di Malang Raya Anjlok, Kualitas Apel Batu Menurun
Zainuddin August 12, 2025 01:32 AM

SURYAMALANG.COM, MALANG - Lambat laun produksi Apel di Malang Raya mulai menipis. Lahan apel yang terus menyusut menjadi penyebab menurunnya produksi apel dari tahun ke tahun.

Dalam tiga tahun terakhir, lahan apel di Kota Batu menyusut drastis. Pada tahun 2023, ada 1.200 hektare lahan yang menanam buah apel. Tapi pada pertengahan 2025, lahan apel hanya tersisa 700 hektare.

"Saya yakin pada 2025 ini luasan lahan apel semakin sedikit. Jika persoalan ini tidak segera ditangani secara serius, maka lahan apel di Kota Batu ini akan menghilang dengan sendirinya dalam 5-10 tahun mendatang," kata Mochammad Syamsul Hadi, dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) kepada SURYAMALANG.COM.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan lahan dan produksi apel menurun. Pertama, pola budidaya yang eksploitatif dan penggunaan pestisida serta pupuk kimia berlebihan. Hal ini mengakibatkan degradasi kesuburan tanah, sehingga kualitas dan rasa apel pun menurun dan ingga biaya produksi membumbung tinggi. "Dulu ukuran apel Batu besar, serta rasanya manis dan renyah. Sekarang ukurannya mengecil, dan rasanya berubah kurang renyah," tambahnya.

Kedua, masuknya esens atau perisa apel impor yang membuat industri minuman sari apel tidak lagi bergantung pada buah asli. Kondisi ini menjadi faktor yang cukup berpengaruh akan keberlangsungan apel di Malang Raya.

Meskipun ada kandungan buah apel dalam minuman sari apel, namun kandungan perisa apel jauh lebih banyak. "Sekarang 80-90 persen sari apel kemasan di pasaran itu bukan dari apel asli. Ini mematikan pasar petani," terangnya.

Faktor lainnya adalah perubahan iklim. Sekarang varietas apel unggulan seperti apel Anna dan apel Manalagi hanya bisa tumbuh baik di ketinggian minimal 900 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Menurut Syamsul, pada tahun 90 an, daerah di Desa Junrejo sampai Alun-Alun Kota Batu masih bisa ditanami buah apel. Karena perubahan cuaca yang saat ini semakin panas, apel harus ditanam di tempat yang lebih tinggi lagi.

Untuk mengatasi krisis ini, Syamsul mendorong pemerintah membatasi penggunaan esens perisa impor di industri minuman seperti sari apel. Pemerintah juga bisa mendorong pengelola hotel di KOta Batu menyajikan apel asli sebagai welcome drink bagi tamu.

"Kalau hotel menerapkan kebijakan ini, saya yakin apel Batu akan kembali menjadi daya tarik, karena pasar apel terbuka kembali. Seharusnya pemerintah mendorong kebijakan seperti ini," ucapnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.