BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Stigma negatif kerap dilekatkan pada Kalimantan. Mulai dari anggapan hanya berisi hutan, penduduknya minim pendidikan, hingga cerita-cerita mistis.
Pandangan keliru inilah yang ingin ditepis komunitas Borneo Mengabdi, sebuah gerakan anak muda yang konsisten turun langsung ke masyarakat melalui program sosial di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
Wakil Direktur Borneo Mengabdi, Panji Rahmattullah, menjelaskan bahwa sejak berdiri lima tahun lalu, pihaknya telah menggelar berbagai kegiatan di pelosok Kalimantan, di antaranya kawasan Loksado, Paramasan Atas, hingga Belangian.
“Kami ingin menunjukkan bahwa selain alamnya yang indah, banyak daerah di Kalimantan yang punya budaya adat kental dan masyarakat yang hangat. Setiap pengabdian, selalu ada peserta dari luar pulau yang ikut, jadi ini juga ajang saling belajar,” ujarnya dalam program Young Chat Banjarmasin Post, Senin (11/8/2025).
Panji menambahkan, untuk tingkat regional, Borneo Mengabdi sudah memiliki pengurus di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Pihaknya juga berencana akan mengaktifkan lagi kepengurusan di Kalimantan Barat yang saat ini sempat terhenti.
“Dalam pengabdian yang direncanakan ke depan, kami ingin mencari lokasi baru yang memang benar-benar membutuhkan bantuan. Harapannya ada kolaborasi dengan pemerintah agar dampaknya lebih besar,” kata Panji.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Kalsel, Atika Nur Fitri menjelaskan bahwa setiap pengabdian yang hendak dilaksanakan, pihaknya akan lebih dahulu melakukan survei dan analisis masalah di lokasi.
“Kami tidak asal datang, tapi melihat dulu kebutuhan masyarakat. Misalnya nanti di peringatan 17 Agustus mendatang, kami akan mengadakan kegiatan di panti asuhan di Banjarmasin,” ungkapnya.
Atika menekankan bahwa menjadi relawan tidak hanya soal mengajarkan, namun juga menerima pelajaran hidup dari masyarakat.
“Rasa kekeluargaan yang tercipta itu luar biasa. Dulu salah satu founder kami bilang, kedatangan Borneo Mengabdi itu untuk sama-sama belajar, bukan sekadar mengajar atau membantu. Itu yang saya pegang sampai sekarang,” ujarnya.
Selain pengabdian tahunan berskala nasional, komunitas ini juga rutin menggelar kegiatan triwulanan di tiga bidang utama. Dari pengalamannya, kata Atika, sambutan masyarakat selalu positif. Bahkan, komunikasi dengan warga di lokasi pengabdian sebelumnya masih terjalin hingga saat ini.
Melalui Borneo Mengabdi, Panji dan Atika berharap bisa terus menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini luput dari perhatian.
“Kami mulai dari otodidak, dan sekarang sudah ada sistem pembinaan dari pengurus pusat untuk pengurus regional. Tujuannya satu, yaitu menyebar inspirasi dan menepis stigma,” tutup Panji.
(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)