"Ibarat akan menempuh perjalanan 80 kilometer, seseorang harus tahu kondisi dirinya. Harus bisa mengukur kapan harus berjalan, berlari, dan kapan harus istirahat hingga bisa mencapai jarak itu sesuai waktu yang diinginkan. Di sinilah inti dari kemerd

Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hariqo Wibawa mengatakan melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG), Pemerintah ingin mendorong masyarakat mengubah pola pikir untuk lebih peduli terhadap kondisi tubuh

"Ibarat akan menempuh perjalanan 80 kilometer, seseorang harus tahu kondisi dirinya. Harus bisa mengukur kapan harus berjalan, berlari, dan kapan harus istirahat hingga bisa mencapai jarak itu sesuai waktu yang diinginkan. Di sinilah inti dari kemerdekaan itu," kata Hariqo dalam keterangannya, Senin.

Menurut dia, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah melahirkan percakapan di keluarga Indonesia tentang pentingnya makanan sehat. Sedangkan CKG telah melahirkan percakapan di keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan.

"Kedua percakapan ini akan semakin meluas karena jumlah penerima manfaat juga terus bertambah setiap hari. Dan pada akhirnya melahirkan budaya hidup sehat dan merdeka dari sakit," kata Hariqo.

Pemerintah menargetkan Program CKG mampu meningkatkan usia harapan hidup masyarakat. Tingginya angka harapan hidup masyarakat, kata dia, merupakan salah satu ciri dari negara maju.

Melalui Program CKG, nantinya masyarakat disarankan untuk melakukan cek kesehatan setahun sekali. Semua masyarakat bisa mengakses program tersebut tanpa terkecuali.

Hal ini sebagai upaya negara mengajarkan masyarakatnya untuk belajar berumur panjang dengan menjaga kesehatan. Dengan bertambah usia negara, kata Hariqo, maka bertambah pula kesadaran seluruh warga negara untuk menjaga kesehatan.

"Karena, menjaga kesehatan sama saja dengan menjaga kemerdekaan," kata dia.

Pemerintah juga akan menjadikan Program CKG sebagai bahan evaluasi, mengukur sejauh mana kemampuan fasilitas dan tenaga kesehatan dalam melayani masyarakat.

Tahun ini pemerintah menargetkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di 32 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Menyusul pada 2026 sebanyak 36 RSUD.

Presiden Prabowo juga sudah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis, dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK).

"Perpres ini sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk para nakes yang bekerja di daerah-daerah terpencil," kata Hariqo.

Salah satu penerima manfaat Program CKG Frederikus Jesly Maijai (21) mengaku merasa terbantu dengan adanya Program CKG. Melalui layanan ini, dia bisa mengetahui perkembangan penyakit TBC yang dia derita.

"Saya kecewa karena sakit ini saya harus menunda karier sebagai atlet," kata Rickson, sapaan Frederikus, yang merupakan mantan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk cabang olahraga renang.

Program CKG membuat semangat dia bangkit kembali. Dia jadi mengetahui apa tindakan selanjutnya untuk bisa menyembuhkan diri dari penyakit TBC.

"Dengan adanya Program CKG saya bisa bangkit lagi untuk kembali lagi ke saya punya cita-cita," kata Rickson.

Kepala Puskesmas Bupul, Merauke, Papua Selatan dr Libertine Mandala Putri mengaku terbantu dengan adanya Program CKG ini.

Menurut dia, puskesmas bukan hanya kuratif, bukan hanya rehabilitatif, tapi lebih ke preventif atau pencegahan.

"Makanya, CKG sangat membantu kita," kata Puteri.