Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Barat menghadirkan Program Cerita untuk Janin dan Balita (CINTA) bagi ibu hamil dan ibu balita di wilayah tersebut.

Program itu secara umum berisi pengajaran seni bercerita (storytelling) kepada ibu hamil dan ibu balita supaya bisa bercerita kepada anaknya sejak usia dini.

"Lewat program ini, 'storytelling' kita ajarkan kepada ibu-ibu hamil dan ibu-ibu yang punya balita," kata Kepala Suku Dinas Perpustakaan dan Arsip (Pusip) Jakarta Barat, Ahmad Jazuri saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Dalam program ini ibu hamil dan ibu balita diajarkan bagaimana bisa bercerita kepada bayinya yang masih dalam kandungan dan anak-anaknya yang masih di bawah umur 5 tahun. "Itu kita latih, kita ajarkan," katanya.

Menurut Jazuri, memperdengarkan cerita-cerita tertentu kepada anak dalam kandungan atau anak balita dapat memicu perkembangan otak, bahkan lebih jauh dapat mengurangi risiko stunting atau tengkes.

"Jadi syaraf-syarat di otaknya itu kita picu, kita colek-colek semenjak dalam kandungan melalui 'storytelling' dari ibunya," katanya.

Selain itu, layanan ini juga partisipasi dari Suku Dinas (Sudin) Pusip Jakarta Barat dalam mengurangi risiko stunting. "Dalam hal ini dengan memicu perkembangan syaraf otak bayi," kata dia.

Metode "storytelling" yang diajarkan pun spesifik untuk kebutuhan bayi atau janin. "Cerita juga bukan semuanya cerita, itu ada kategori dan metode spesifiknya. Ada ragam ceritanya, ragam intonasinya," katanya.

Kemudian ada teknik-teknik yang digunakan ketika melakukan "storytelling" untuk anak-anak. "Karena ini khusus, bukan cerita buat anak SD atau SMP," katanya.

Sepanjang tahun 2025, pihaknya telah menjangkau ibu hamil dan ibu balita di 16 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

"Sepanjang tahun ini sudah di 16 RPTRA kita lakukan pelatihan. Satu RPTRA kita hadirkan 25 sampai 30 ibu hamil atau ibu balita," kata Jazuri

Jumlah tersebut dinilai sebagai jumlah yang cukup agar program tersebut bisa berjalan efektif. "Nanti kita evaluasi lagi. Baru kemudian dipertimbangkan untuk diperluas ke RPTRA yang lain (42 RPTRA lain di Jakarta Barat)," kata dia.

Dalam menjalankan program tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan serta kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jakarta Barat.

"Ibu-ibu PKK ini kan yang paling dekat dengan ibu-ibu di wilayahnya. Makanya mereka kita ajak kolaborasi," tutur Jazuri.

Jazuri menegaskan bahwa program tersebut sudah berstandar profesional lantaran melibatkan komunitas "storytelling" serta ahli psikologi dari Universitas Indonesia.

"Jadi sudah profesional ini program kita. Walau pun sudah jalan, 2-3 RPTRA dalam sebulan, nanti peluncuran bulan depan, 14 September 2025," katanya.