Sosok Pembunuh Wanita di Purwakarta Ternyata Pembantunya, Sempat Sandiwara Setelah Beraksi
Adi Suhendi August 13, 2025 09:33 PM

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Sosok pembunuh wanita muda Dea Permata Kharisma (27) di Komplek Perumahan PJT II, Blok D, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat akhirnya terungkap.

Korban ternyata dibunuh asisten rumah tangganya sendiri atau pembantu bernama Ade Mulyana (26).

Dea Permata Kharisma ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya pada Selasa (12/8/2025) siang sekira pukul 13.30 WIB. Korban mengalami luka tusuk di sejumlah bagian tubuhnya.

Saat ini, pelaku Ade Mulyana sudah diamankan Satreskrim Polres Purwakarta.

‎"Jadi pelaku saat ini sudah diamankan oleh penyidik Polres Purwakarta, lagi dalam pemeriksaan," kata ‎‎Kasi Humas Polres Purwakarta AKP Enjang Sukandi dikutip dari Tribunjabar.id, Rabu (13/8/2025).

‎Enjang memastikan pelakunya adalah asisten rumah tangga korban.

Pelaku diamankan di lokasi kejadiaan.

‎"Pelakunya ada di situ, yang pembantunya itu. Engga sembunyi sebenarnya, dia ada di situ sebenarnya," kata Enjang.

Enjang pun meluruskan soal informasi korban sempat melapor ke aparat terkait ancaman dan teror sebelum peristiwa terjadi.

‎Enjang mengatakan korban pertama kali menyampaikan masalah ancaman tersebut kepada anggota Bhabinkamtibmas saat berada di sebuah acara bersama suaminya.

‎"Jadi bukan membuat laporan, tapi suami korban sempat konsultasi ke Pak Babin pada bulan Juli 2025 kemarin. Dia bertanya soal ancaman yang diterimanya, dan dari situ mulai ditindaklanjuti," kata Enjang.

‎Menurutnya, korban saat itu belum membuat laporan polisi secara resmi karena masih mengumpulkan bukti, salah satunya berupa tangkapan layar ancaman yang dikirimkan melalui WhatsApp.

‎"Laporan resmi memang belum dibuat saat itu, karena polisi perlu bukti. Kalau ancamannya sudah ada dan bisa ditunjukkan, baru bisa diproses," katanya.

Sukarno (65) ayah Dea Permata mengatakan sebelum putrinya ditemukan tewas, korban sempat mendapatkan teror dari seseorang.

Teror yang dialami Dea Permata bermacam-macam, mulai rumahnya dilempar cat hingga kedatangan orang yang memberi ancaman.

‎"Sempat cerita, rumah tuh dilempari cat, kemudian juga orang yang mengancam itu pernah masuk ke dalam rumah juga," kata Sukarno di lokasi kejadian.

‎Selain ancaman, Sukarno mengatakan, anaknya juga diancam pembunuhan melalui pesan singkat WhatsApp.

Hal senada diungkapkan ibu korban, Yuli Ismawati (55).

‎Ia mengaku bahwa putrinya sudah lebih dulu melaporkan ancaman teror yang dialaminya ke pihak kepolisian, namun tidak mendapat tindak lanjut.

‎Yuli mengatakan bahwa sang anak sempat bercerita bahwa ada nomor asing yang melakukan ancaman pembunuhan melalui WhatsApp.

‎"Sudah kami laporkan ke Babinsa, bahkan sampai ke Polsek Jatiluhur. Tapi engga ada yang datang," kata Yuli.

Ade Mulyana Bersandiwara Setelah Membunuh Dea

Ade Mulyana sempat bersandiwara seolah majikannya Dea Permata Karisma dibunuh orang lain.

Saat itu, Ade Mulyana berpura-pura kaget dan memberi tahu tetangga korban bila majikannya sudah tak bernyawa.

Hal tersebut terungkap dari pengakuan tetangga korban Salbiah.

Salbiah menceritakan detik-detik sebelum Dea ditemukan tewas pada hari kejadian.

Dea Permata diketahui sempat keluar rumah belanja sayur pada pukul 10.00 WIB. 

‎"Tadi sekitar pukul 10.00 WIB, saya mau beli sayur. Bu Dea juga keluar, kayaknya mau belanja. pukul 11.00 WIB, kami pulang hampir bersamaan," ujar Salbiah.

‎Pada saat membeli sayur bersama tetangganya, Dea terlihat normal.

"Saya sempat sapa dia yang lagi makan. Dia bilang buru-buru karena mau hujan dan jemurannya banyak," ujar Salbiah.

‎Tak disangka, beberapa jam kemudian, pembantu Dea, Ade Mulyana berlari ketakutan sambil berteriak.

"Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh," kata Salbiah menirukan pembantu korban.

‎Salbiah dan warga lain langsung bergegas ke rumah Dea.

"Saya mau masuk, tapi di depan pintu ke dapur sudah ada jejak darah. Saya enggak berani lanjut, takut," katanya.

‎"Kayak bekas kaki habis menginjak darah," ucapnya.

‎Ia menyebutkan, kejadian terungkap ketika pembantu Dea pulang dari warung sekitar jam 13.00 WIB.

‎"Dia disuruh beli minuman. Pas balik, langsung nemuin Bu Dea sudah tidak bernyawa," kata Salbiah. 
‎Dea disebut Salbiah tinggal berdua dengan pembantunya saat kejadian. 

Sementara suaminya saat kejadian bekerja di Perum Jasa Tirta (PJT) II sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air (SDA), dan pulang pada malam hari.

(Tribunjabar.id/ Deanza Falevi)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.