Pesawat Inggris Memata-matai Langit Gaza untuk Israel dalam Beberapa Pembantaian 
Hasiolan Eko P Gultom August 14, 2025 12:32 AM

Pesawat Inggris Memata-matai Langit Gaza untuk Israel dalam Beberapa Pembantaian 

TRIBUNNEWS.COM - Situs web asal Inggris, Declassified mengungkapkan kalau pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) dan Inggris melakukan penerbangan pengintaian mendadak di Jalur Gaza atas nama Tel Aviv. 

Penerbangan pengintaian ini sebagai bagian dari penargetan daerah kantong Palestina, yang telah menghadapi perang sengit Israel selama 22 bulan.

Situs web tersebut menambahkan, beberapa penerbangan pengintaian mendadak ini, yang berasal dari pangkalan Inggris di Siprus, terbang di dekat kamp pengungsi Nuseirat sebelum dan saat pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan Israel Desember lalu.

"Penerbangan pengintaian pesawat Inggris sebelum serangan Israel juga terjadi selama dua minggu sebelum pembantaian sebelumnya pada bulan Juni tahun lalu," tulis laporan tersebut, dilansir Khaberni, Rabu (13/8/2025).

Laporan terbaru dari Declassified, situs web yang berfokus pada politik dan intelijen Inggris, kembali mengungkap tuduhan kalau London terlibat dalam genosida dengan mendukung Israel dalam perangnya di Jalur Gaza.

Laporan tersebut merinci penerbangan pengintaian yang diluncurkan dari pangkalan Inggris di Siprus di atas kamp pengungsi Nuseirat tepat pada malam sebelum pembantaian Israel yang menewaskan 30 orang pada 12 Desember.

"Dua pesawat pengintai, satu milik perusahaan Amerika Street Flight Nevada, Beechcraft Super King Air 350, berangkat dari pangkalan Inggris pada malam sebelum pengeboman dan terbang selama 20 menit," kata laporan itu.

Sementara pesawat lainnya, British Shadow R1, terbang pada sore hari di hari yang sama saat pengeboman, dan bersamaan dengan pengeboman, pesawat tersebut tetap berada di lepas pantai Gaza selama sekitar setengah jam dan terus terbang di dekat Gaza kurang dari satu jam setelah pengeboman berakhir.

Pihak berwenang Inggris tidak mengungkapkan sifat informasi yang dipertukarkan dengan pihak Israel pada hari itu atau hari lainnya.

Inggris hanya mengonfirmasi bahwa pengintaian mendadak mereka merupakan bagian dari upaya pencarian tahanan Israel.

BANTU ISRAEL - Pesawat pengintai Inggris dilaporkan melakukan penerbangan di atas Langit Gaza sebelum Israel melakukan penyerangan yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa.

Sudah Ratusan Pengintaian

Sejak dimulainya perang, Inggris telah melakukan lebih dari 600 penerbangan pengintaian di atas Jalur Gaza, menurut analisis organisasi Action on Armed Violence yang berpusat di London.

Pembantaian 12 Desember di Nuseirat bukan satu-satunya yang didahului oleh serangan mendadak Inggris, menurut Declassified.

Pendudukan Israel juga menyerang kamp Nuseirat pada 8 Juni 2024, dengan dalih ingin membebaskan empat tahanan Israel. Serangan tersebut mengakibatkan pembantaian besar-besaran yang menewaskan lebih dari 270 martir Palestina.

Declassified mengatakan bahwa dalam dua minggu sebelum pengeboman, Angkatan Udara Inggris melakukan 24 serangan mendadak di atas atau dekat Gaza.

Info Intelijen Diserahkan ke Tentara Israel

Surat kabar Inggris "The Times" juga melaporkan pekan lalu bahwa pesawat mata-mata Inggris melanjutkan penerbangan mereka di atas Jalur Gaza untuk membantu Israel menemukan tahanan Israel.

Surat kabar tersebut mengutip sumber pemerintah yang mengonfirmasi bahwa intelijen yang dikumpulkan dari berbagai lembaga Inggris di wilayah tersebut, termasuk Angkatan Udara Kerajaan, sedang diserahkan kepada militer Israel untuk memperoleh informasi waktu nyata tentang para tahanan.

Pemerintah Inggris tidak menyangkal informasi intelijen ini, setelah sebelumnya mengumumkan dukungannya terhadap penyelamatan "tahanan" yang sedang berlangsung dan pelaksanaan penerbangan pengintaian di atas Mediterania timur, termasuk "operasi di wilayah udara Israel dan Gaza."

Namun, hubungan politik Inggris-Israel telah mencapai titik terendah sepanjang masa setelah pemerintahan Buruh menjatuhkan sanksi terhadap menteri-menteri Israel sayap kanan dan mengumumkan akan mengakui negara Palestina jika Israel tidak memperbaiki kondisi di Jalur Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel, dengan dukungan AS, telah melakukan genosida di Jalur Gaza, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa, mengabaikan semua seruan internasional dan perintah dari Mahkamah Internasional untuk menghentikannya.

Genosida Israel menewaskan 61.599 warga Palestina dan melukai 154.088 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Lebih dari 9.000 orang hilang, ratusan ribu orang mengungsi, dan bencana kelaparan menewaskan 222 orang, termasuk 101 anak-anak.

 

(oln/khbrn/*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.