Jakarta (ANTARA) - Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur (Jaktim) akan mengatur pola peningkatan pelatihan bahasa asing bagi warga untuk kebutuhan dunia kerja.
Kepala PPKD Jaktim Teguh Hendarwan mengatakan pihaknya sudah membuka pelatihan sejumlah bahasa asing untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) ke Jepang.
Untuk pelatihan bahasa Inggris, biasanya berlangsung selama 30 hari, sedangkan bahasa Jepang mencapai 70 hari.
Di samping itu, pihaknya juga menyiapkan sejumlah tenaga kejuruan yang disesuaikan dengan permintaan Jepang, yakni mesin las, otomotif, perhotelan, dan marketing (pemasaran) digital.
"Keterampilan itu yang harus kita perkuat, karena di sana (Jepang) banyak permintaan di bagian itu," kata Teguh di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Jakarta Timur Galuh Prasiwi mengatakan pola pelatihan bahasa yang sudah berjalan itu akan ditingkatkan guna menambah daya saing pekerja Indonesia, terutama dari wilayah Jakarta.
"Usulan tentang pelatihan bahasa itu ada, dilakukan di PPKD, sudah ada pelatihan bahasa Inggris dan Jepang, itu yang nanti diatur untuk ditingkatkan kepada PPKD," ujar Galuh.
Dia menyebut pelatihan bahasa semakin dibutuhkan mengingat tuntutan kemampuan berbahasa internasional dalam dunia kerja.
"Sehingga perlu diperluas dan ditingkatkan lagi kualitas pelatihannya," tutur Galuh.
Selain pelatihan di gedung pusat, PPKD Jaktim juga menghadirkan mobil pelatihan keliling atau mobile training unit yang bertujuan memperluas informasi dan kesempatan pelatihan kerja bagi warga secara merata.
“Kalau memang kemudian harus memperbaiki (meng-improve) lagi pelatihannya, pendidikannya, kita punya pusat pelatihan yang tentu gratis bagi warga Jakarta," tutur Galuh.
Dengan pola baru yang lebih terstruktur, dia berharap pelatihan bahasa asing dapat meningkatkan kompetensi warga sehingga memiliki daya saing di pasar kerja, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mendorong penyelenggaraan pelatihan bahasa asing bagi tenaga kerja Jakarta sehingga mereka memiliki peluang untuk bekerja di luar negeri, seperti Jepang dan China.
Menurut dia, persoalan yang kerap dihadapi oleh pekerja asal Indonesia, khususnya Jakarta, adalah keterbatasan bahasa.
“Sebenarnya, pekerja kita adalah pekerja yang tangguh. Tetapi seringkali karena tidak bisa berbahasa setempat atau bahasa lokal, sehingga inilah yang menjadi handicap,” terang Pramono.
Untuk itu, dia meminta Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Syaripudin agar menyediakan mobile training unit yang mengajarkan berbagai bahasa bagi pekerja asal Jakarta, seperti Bahasa Arab, Bahasa Jepang, dan negara lain dengan peluang kerja yang cukup besar.