Secara nasional dan global, budaya adat Minangkabau ini unik mulai dari makanan, adat dan alam. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa internasional untuk datang kuliah di sini

Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Efa Yonnedi mengatakan Program Studi (Prodi) Sastra Minangkabau yang hanya satu-satunya di dunia memiliki daya tarik tersendiri bagi mahasiswa internasional.

"Secara nasional dan global, budaya adat Minangkabau ini unik mulai dari makanan, adat dan alam. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa internasional untuk datang kuliah di sini," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Rabu.

Mengingat saat ini kampus itu menuju World Class University (WCU) atau universitas kelas dunia, pengembangan dan promosi Prodi Sastra Minangkabau akan turut ditingkatkan agar semakin banyak yang berminat untuk kuliah budaya Minangkabau tersebut.

Dalam hal pengembangan yang utama ialah terus menata Prodi Sastra Minangkabau itu sendiri agar lulusannya dapat memberikan manfaat untuk pengajaran budaya dan adat Minangkabau di sekolah-sekolah di Sumatera Barat.

Dengan kata lain, lulusan dari program studi tersebut harus mampu berperan aktif dalam memberikan pendidikan di bidang Budaya Alam Minangkabau (BAM).

"Sejauh ini Unand telah memiliki banyak lulusan internasional dari Sastra Minangkabau, dan ke depan kami akan promosikan lebih baik lagi," kata eks Konsultan Bank Dunia itu.

Apalagi, saat ini prodi itu sedang diasesmen oleh Lembaga Akreditasi Internasional Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA), sehingga diharapkan bisa memicu penambahan signifikan dari mahasiswa asing atau internasional.

Secara umum, pada 2025 terdapat peningkatan jumlah mahasiswa asing yang mendaftar ke Unand yakni 1.200 orang. Angka itu naik signifikan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 400. Namun, yang diterima hanya 102 orang setelah melalui seleksi yang ketat dan kompetitif.

Menurut dia, peningkatan peminat tersebut tidak terlepas dari salah satu faktor pendukung yaitu rekognisi dari lembaga-lembaga akreditasi internasional. Termasuk pula adanya upaya perguruan tinggi yang terus giat memperbaiki diri dan standar menjadi semakin global.

"Jadi peminat yang dahulunya ratusan, sekarang sudah lebih seribu. Yang dulunya dari belasan negara sekarang 45 negara," tambah dia.