TRIBUNNEWS.COM - Miliano Jonathans, winger muda asal Belanda yang kini memperkuat FC Utrecht, tinggal selangkah lagi menjadi pemain resmi Timnas Indonesia.
Proses naturalisasinya telah disetujui oleh Komisi X dan XIII DPR RI, dan kini hanya menunggu Surat Keputusan Presiden (Keppres) sebelum ia bisa mengambil sumpah sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).
Jika proses sumpah WNI rampung, Miliano diproyeksikan debut saat:
FIFA Matchday vs Lebanon – 8 September 2025
Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia – Oktober 2025 melawan Arab Saudi dan Irak
Miliano Jonathans adalah pesepakbola muda kelahiran Arnhem, Belanda, pada 5 April 2004, yang kini selangkah lagi menjadi bagian dari Timnas Indonesia.
Ia berposisi sebagai penyerang sayap kanan dan saat ini bermain untuk klub Eredivisie Belanda, FC Utrecht, setelah sebelumnya menimba ilmu dan tampil di tim utama Vitesse Arnhem
Karier Sepak Bola
Akademi Vitesse
Bergabung sejak muda, mencetak 5 gol dan 6 assist di tim U-18, lalu naik ke U-21 dan tim utama.
FC Utrecht
Direkrut pada musim dingin 2025, telah tampil di kompetisi Eredivisie dan babak kualifikasi Europa League.
Statistik:
Vitesse U-18
6 penampilan, 5 gol
Vitesse U-21
25 penampilan, 5 gol, 1 assist
Vitesse senior
40 penampilan, 11 gol, 4 assist
FC Utrecht
10 penampilan di tim utama
Ia memiliki darah Indonesia dari garis ayahnya, yang berasal dari Depok, Jawa Barat.
Miliano menolak panggilan Timnas Belanda U-21 dan memilih Indonesia karena "hati saya memilih Indonesia", katanya.
Ia ingin berkontribusi pada tanah leluhurnya dan merasa atmosfer sepak bola Indonesia sangat meriah dan hidup
Miliano memiliki garis keturunan Indonesia dari pihak ayah, tepatnya dari sang kakek yang berasal dari Depok, Jawa Barat.
Ia merupakan cicit dari Gerit Jonathans, Presiden Ke-1 Kaoem Depok pada masa Hindia Belanda tahun 1913 sebuah fakta sejarah yang baru-baru ini terungkap dan membuat namanya viral di Indonesia.
Presiden pertama Kaoem Depok adalah Gerit Jonathans, yang mulai memimpin pada 14 Januari 1913 saat Depok diberi status sebagai daerah otonom setingkat republik di bawah Pemerintahan Hindia Belanda.
Ia merupakan bagian dari komunitas Belanda Depok, yaitu keturunan Kristen pribumi pewaris tanah partikelir milik Cornelis Chastelein.
Gerit Jonathans terpilih melalui sistem pemilihan internal oleh delapan komisioner Kaoem Depok, dan sejak itu Depok memiliki struktur pemerintahan sendiri, lengkap dengan presiden, dewan kota, dan bahkan istana negara yang berlokasi di area yang kini menjadi Rumah Sakit Harapan.
Bukti sejarah tersebut tersimpan rapi di Gedung Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), Jalan Pemuda No 72, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.
Pengurus YLCC Bidang Pendidikan, Suzana Legia Leander membenarkan keluarga Jonathans pernah memimpin Kaoem Depok.
Kata Suzana, Depok merupakan daerah khusus pada masa Pemerintahan Hindia Belanda sehingga memiliki presiden sendiri.
“Kan pada zaman itu, di Eropa, ada negara dalam negara, diizinkan,” kata Suzana kepada TribunnewsDepok.com, Rabu (27/8/2025).
"Jadi kami punya pemerintahan sendiri, istana negaranya itu di rumah sakit harapan,” sambungnya.
Suzana menambahkan, keluarga Jonathans bernama Johanes Mathijs Jonathans juga menjadi Presiden ke-5 Kaoem Depok (1952) sebelum bergabung ke pangkuan NKRI.
Keluarga Miliano Jonathans di Depok
Dari hasil penelusuran TribunnewsDepok.com, keluarga Miliano Jonathans masih ada yang tinggal di wilayah Depok.
Lokasi rumah keluarga Miliano Jonathans berada di Jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas berdekatan dengan SMP Negeri 1 Depok.
Pihak keluarga, Willy Jonathans menjelaskan, garis keturunan Miliano berdarah Indonesia dari kakek buyutnya bernama Henny Jonathans, asli Depok.
Sedangkan nenek buyut Miliano Jonathans merupakan keturunan Belanda lahir di Garut, Jawa Barat bernama Rika Van Der Werf.
“Jadi boleh dikatakan sih Meliano itu asli keturunan Depok,” kata Willy kepada TribunnewsDepok.com, Rabu (27/8/2025).
Willy Jonathans memiliki silsilah keluarga dengan Miliano Jonathans dari kakek buyutnya yang merupakan kakak beradik.
Keluarga Miliano pun kerap mengunjungi kediaman Willy di Depok saat berkunjung ke Indonesia.
Bahkan, sebelum rencana naturalisasi Miliano Jonathans menjadi WNI, pihak keluarga telah menghubungi Willy.
“Soalnya sampai hari ini kami sering main WhatsApp dengan keluarganya juga,” ungkapnya.
“Jadi memang ada beberapa Jonathans di Depok, tapi yang masih rutin berhubungan boleh dikata ya sebulan bisa berkali-kali itu kita,” pungkasnya.
Klub Eredivisie Belanda, FC Utrecht, resmi mengumumkan bahwa Miliano Jonathans akan membela Timnas Indonesia.
Pengumuman ini disampaikan melalui akun Instagram resmi klub pada Selasa, 26 Agustus 2025, dalam sebuah video yang langsung mencuri perhatian publik.
Postingan itu berupa Miliano tampil mengenakan jersey FC Utrecht sambil mengalungi bendera Merah Putih.
Terdapat tulisan “Garuda Calling”, simbol pemanggilan pemain ke Timnas Indonesia.
Dalam video tersebut, Miliano menyatakan:
Proses naturalisasi Miliano telah disetujui DPR RI, tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres) untuk pengambilan sumpah sebagai WNI.
Ia diproyeksikan debut saat FIFA Matchday melawan Lebanon di Surabaya pada 8 September 2025.
Postingan ini bukan hanya pengumuman klub, tapi juga simbol transisi sejarah: dari cicit Presiden Kaoem Depok era Hindia Belanda, kini bersiap mengenakan seragam Garuda.
Miliano bukan hanya membawa skill dari Eredivisie, tapi juga membawa narasi kebangsaan yang kuat.
Ia adalah cicit dari Gerit Jonathans, Presiden Ke-1 Kaoem Depok tahun 1913 menjadikannya bukan sekadar pemain naturalisasi, tapi juga simbol sejarah yang hidup