Grid.ID-Inilah profil Anthony Tan, pendiri sekaligus CEO Grab, yang tengah menjadi perbincangan. Hal itu lantaran iakembali menunjukkan komitmennya terhadap mitra pengemudi. Bukan hanya lewat bisnis, tetapi juga lewat tindakan nyata di lapangan.
Kali ini, ia terbang langsung ke Makassar untuk menyampaikan belasungkawa dan dukungan kepada keluarga salah satu mitra yang meninggal dunia saat kericuhan di depan kampus UMI, Jumat (29/8/2025). Sontak, profilAnthony Tan pun langsung menjadi sorotan. Siapakah dia?
Profil Anthony Tan
Mengutip Kontan.co.id, profil Anthony Tan dikenal sebagai sosok pengusaha visioner asal Malaysia. Ia lahir di Kuala Lumpur pada tahun 1982, dari keluarga pebisnis otomotif besar Tan Chong Group. Alih-alih meneruskan bisnis keluarga, ia memilih keluar dari zona nyaman dan membangun jalur baru yang berfokus pada solusi sosial.
Ia menempuh pendidikan S1 Ekonomi dan Kebijakan Publik di University of Chicago. Kemudian melanjutkan studi MBA di Harvard Business School (HBS).
Di sana, pada 2011, ia bersama Tan Hooi Ling menggagas ide layanan pemesanan taksi berbasis aplikasi. Ide ini terinspirasi dari buruknya layanan taksi di Malaysia dan berhasil meraih runner-up di ajang HBS New Venture Competition.
Dengan pendanaan awal US$25.000, lahirlah MyTeksi di Kuala Lumpur pada 2012. Dari titik ini, perjalanan Anthony Tan menuju dunia startup teknologi Asia Tenggara dimulai.
Perjalanan bisnis Anthony Tan penuh keberanian. Dari MyTeksi, aplikasi ini berkembang menjadi GrabTaxi, lalu melebar ke Filipina, Singapura, Thailand, Indonesia, dan Vietnam. Pada 2016, pusat operasional pindah ke Singapura. Nama resminya berubah menjadi Grab.
Grab tidak hanya jadi layanan transportasi online. Di bawah kepemimpinannya, Grab tumbuh menjadi super-app dengan layanan luas.
Ada GrabFood untuk makanan, GrabPay untuk pembayaran digital, hingga GrabKios untuk dukungan usaha kecil. Pada 2018, Grab bahkan mengakuisisi aset Uber di Asia Tenggara.
Langkah-langkah itu menjadikan Grab sebagai unicorn Asia Tenggara pertama pada 2015. Kemudian melantai di Nasdaq lewat IPO bernilai sekitar US$40 miliar pada Desember 2021.
Anthony Tan membuktikan kepemimpinannya bukan hanya soal keuntungan. Saat pandemi COVID-19, ia memangkas gaji eksekutif. Ia juga meluncurkan program bantuan lewat inisiatif GrabForGood untuk mendukung mitra dan UMKM.
Di tahun 2025, ia mendorong inisiatif berbasis kecerdasan buatan (AI). Mulai dari fitur co-pilot untuk mitra pengemudi, hingga asisten AI bagi merchant. Semua langkah ini memperkuat posisi Grab sebagai pemimpin teknologi di Asia Tenggara.
Kemampuannya mengelola bisnis dengan cemerlang membuatnya menikmati hasil kekayaan yang luar biasa. Menurut data terbaru dari Gemway, 17 April 2025, kekayaannya menembus US$1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun.
Anthony Tan Temui Keluarga Korban Kericuhan di Makassar
Namun, profil Anthony Tan tidak hanya lekat dengan inovasi teknologi. Ia juga dikenal karena kepeduliannya.
Pada Senin (1/9/2025), ia terbang langsung dari Singapura ke Makassar. Kedatangannya untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Rusdamdiansyah atau Dandi, mitra pengemudi Grab yang meninggal dunia setelah kericuhan di depan kampus UMI, Jumat (29/8/2025).
Dalam siaran pers, Anthony Tan menegaskan bahwa Grab ingin memastikan bahwa dalam suka maupun duka, keluarga Almarhum Dandi tidak pernah berjalan sendiri. “Mitra tidak pernah sendirian. Kami akan terus hadir, mendampingi, dan berjalan beriringan dengan para mitra di seluruh Indonesia."
"Dalam suka maupun duka, saya akan selalu berjalan bersama mereka. Karena pada akhirnya, ini soal kemanusiaan, untuk saling menjaga, saling menguatkan, dan memastikan tidak ada yang menghadapi masa sulit sendirian,” kata dia, dikutip dari Kompas.com, Senin (1/9/2025).
Grab memberikan santunan, bantuan logistik, jaminan kesehatan keluarga melalui BPJS selama dua tahun, serta pendampingan modal usaha lewat GrabKios. Anthony Tan menambahkan, ini bukan respons sesaat, melainkan bentuk perhatian jangka panjang.
Kunjungan ke Makassar memperlihatkan bahwa Anthony Tan tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis. Ia memahami bahwa Grab berdiri karena mitra pengemudi dan keluarga mereka. Bagi Tan, ikatan kemanusiaan lebih penting daripada sekadar hubungan bisnis.
Kehadiran langsung Anthony Tan menunjukkan sisi lain dari profil Anthony Tan. Seorang CEO yang tidak segan turun tangan ketika mitra dan keluarganya berada dalam masa sulit.