Asal usul inkubator bayi idenya ternyata dari kandang ayam. Sempat bikin orangtua tak terima karena dianggap tak manusiawi.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Dulu banyak bayi prematur yang harus menemui ajal karena kesulitan untuk mendapat perawatan medis. Hingga pada 1860, dokter kandungan asal Prancis, Stephane Tarnier, mendapat ide untuk membuat inkubator bayi setelah terilhami oleh inkubator untuk menetaskan telur di peternakan ayam.
Dia lalu meminta Odile Martin, Direktur Kebun Binatang Paris, untuk dibuatkan inkubator. Bentuk awalnya mirip oven panggang dari besi yang diaplikasikan pertama kali di RS Maternity, Paris, pada 1881. Dr. Alexandre Lion kemudian mengembangkannya. Material besi diganti kaca serta memakai sistem pemanas otomatis.
Lion memajang inkubator buatannya di jalanan kota Prancis sebagai suatu pertunjukan The Amazing Mechanized Mom. Orangtua boleh menaruh bayi prematur mereka ke dalam inkubator setelah membayar harga yang disepakati. Sungguh pemandangan yang aneh bagi masyarakat kala itu. Ternyata kelangsungan hidup bayi prematur yang dimasukkan ke inkubator naik 72 persen.
Doktor asal Jerman, Dr. Martin Couney, murid Stephane Tarnier, mendapat inspirasi dari Lion dan melakukan hal yang sama di Berlin dengan membuat sebuah pameran. Acaranya sukses hingga Couney membuat pameran berikutnya di Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Pameran pertama di Cowney Island, New York, AS (1903) sem- pat memicu kontroversi. Masyarakat protes karena pertunjukkan yang menampilkan bayi itu dianggap tidak manusiawi. Tapi Martin tidak putus asa. Dia tetap melanjutkannya dan sukses menarik massa.
Sekarang, inkubator menjadi alat penting dalam medis dan biasa kita lihat saat melewati ruangan bayi di rumah sakit.
Inkubator bayi alami
Ada juga inkubator alami, yaitu berupa dada telanjang ibu dan ayah si jabang bayi, atau yang dikenal sebagai metode perawatan skin to skin care atauMetode Kanguru. Memang perlu adaptasi, namun bisa dilatih dan berdampak positif bagi bayi.
Menurut dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA, ahli perinatologi dari FKUI RSCM, di Hotel Four Seasons, Jakarta, metode inkubator alami membutuhkan adaptasi bagi orangtua yang mempelajarinya. Orangtua perlu memberanikan diri untuk menghangatkan bayi dengan bersentuhan kulit. Jika bayi menjadi demam, suhu panas bayi akan diserap orangtuanya melalui kulit.
Bayi juga akan mendapat panas dari suhu tubuh orangtua. Sesekali boleh letakkan bayi dalam inkubator, namun latih metode kanguru ini lebih sering dengan bantuan tenaga medis di rumah sakit, dr Rina memaparkan.
"Metode ini juga menjadi stimulasi bagi bayi yang bisa berdampak pada perkembangannya. Perawatan ini sangat baik dilakukan para ibu dengan bayi prematur atau bayi kecil, karena bayi hafal gerak tubuh ibu, dari pengalamannya di kandungan," jelas dr Rina.
Dalam paparannya, dr Rina menjelaskan, Metode Kanguru ini mampu mengurangi rasa sakit dan stres pada bayi, serta mempengaruhi perkembangan bayi. Untuk orangtua, metode ini memberikan rasa percaya diri pada ibu, memberikan ikatan lebih kuat antara ibu dan bayi, serta meningkatkan produksi ASI.
"Bahkan bayi prematur bisa mencari sendiri puting ibu, dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bisa terjadi, karena bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu di area payudara," tambahnya. Manfaat lainnya adalah, jika beratnya sudah melebihi 1,2 kilogram, bayi prematur atau bayi kecil bisa keluar dari perawatan di rumah sakit dan melanjutkan perawatan di rumah dengan pengawasan dari bidan atau tenaga medis.
Begitulah asal usul inkuboator bayi.