Tong Setan atau Wall of Death sering kita temui saat karnaval-karnaval, termasuk saat Pasar Malam Sekaten. Ternyata pertama muncul di Amerika Serikat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Sekaten, baik di Keraton Yogyakarta maupun Keraton Surakarta, identik dengan pasar malam. Di pasar malam, banyak aneka permainan, dari ombak banyu hingga rumah hantu. Jangan lupakan juga wahana tong setan.
Yang kemudian jadi pertanyaan, kenapa motor yang berputar di tong setan tidak jatuh?
Tong setan, sebenarnya adalah tong stand, atau wall of death, merupakan sebuah wahana permainan yang zamak ditemui di acara-acara karnaval dan pasar malam. Ia menampilkan sebuah silinder kayu berbentuk tabung atau kerucut yang biasanya memiliki diameter 6 hingga 11 meter dengan kedalaman sekitar 10 hingga 20 meter. Di dalamnya ada para pengemudi sepeda motor (terkadang mobil) yang menggeber motornya di sepanjang dinding miring silinder kayu itu.
Yang membuatnya menarik adalah kepiawaian sang pengemudi sehingga motor yang dikendarainya dalam posisi miring itu tidak terjadi ke bawah. Apa rahasianya?
Jawabannya terletak pada hukum fisika yang disebut gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar dengan arah menuju pusat lingkaran.
Gaya ini seimbang dengan gaya sentrifugal, yaitu gaya yang menyebabkan benda bergerak menjauhi pusat lingkaran. Gaya sentrifugal ini sebenarnya bukan gaya sejati, melainkan akibat dari inersia, yaitu kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaan geraknya.
Ketika pengendara sepeda motor memasuki tong setan, ia harus menyesuaikan kecepatan dan sudut kemiringan motornya agar dapat bergerak melingkar pada dinding silinder.
Jika kecepatannya terlalu rendah, gaya sentripetal tidak cukup untuk menahan gaya gravitasi yang menariknya ke bawah. Jika kecepatannya terlalu tinggi, gaya sentripetal terlalu besar dan dapat menyebabkan pengendara terpental keluar dari tong setan.
Oleh karena itu, pengendara harus mencari kecepatan optimal yang dapat membuatnya tetap berada pada dinding silinder tanpa jatuh atau terpental. Selain itu, pengendara juga harus memperhatikan sudut kemiringan motornya. Jika motornya terlalu tegak, maka gaya gesek antara ban dan dinding silinder tidak cukup untuk menahan gaya sentrifugal yang mendorongnya ke luar.
Kalau motornya terlalu miring, maka gaya gesek terlalu besar dan dapat mengurangi kecepatan motornya sehingga tidak mencapai kecepatan optimal. Oleh karena itu, pengendara harus mencari sudut kemiringan yang sesuai dengan kecepatan dan radius geraknya.
Dengan demikian, motor di atraksi tong setan tidak jatuh karena adanya keseimbangan antara gaya sentripetal, gaya sentrifugal, gaya gravitasi, dan gaya gesek. Pengendara sepeda motor harus memiliki keterampilan dan pengalaman yang baik untuk dapat melakukan atraksi ini dengan aman dan spektakuler.
Asal usul Tong Setan
Di Barat, tong setan dikenal sebagai Wall of Death. Ia adalah adopsi langsung dari balap motor papan (motordrome) Amerika Serikat pada awal 1900-an. Karnaval motordrome pertama diselenggarakan di taman hiburan Coney Island, New York, pada 1911.
Beberapa tahun kemudian, trek portabel mulai muncul di karnaval keliling. Pada 1915, "velodrom" pertama dengan dinding vertikal muncul dan sejak itulah muncul julukan "Wall of Death" alias "Dinding Kematian", yang pertama kali disebut adalah sebuah unit Bridson Greene di Buffalo, New York.
Sepeda motor yang paling banyak digunakan saat itu adalah generasi pertama Indian Scout (sebelum 1928) dengan kapasitas mesin 37 inci kubik. Royal American Shows di Tampa , Florida , adalah salah satu karnaval keliling terbesar yang menggunakan Indian Scout 1928 hingga 1931.
Tak pelak, atraksi tong setan ini kemudian menjadi bagian penting dalam industri hiburan luar ruangan di Amerika Serikat. Puncaknya terjadi pada 1930-an ketika lebih dari 100 motordrome tampil dalam pertunjukan keliling dan di taman-taman hiburan.
Dalam tong setan, penonton akan melihat dari atas drum sementara dari dasar tong pengemudi akan mulai menggeber kendaraannya. Awalnya pelan-pelan, lalu naik ke bagian, hingga sampai ke bagian atas tong dengan kecepatan optimal yang memungkinkan pengemudi tegak lurus dengan laintai -- biasanya pada arah berlawanan jarum jam.
Di Amerika Serikat kiwari, American Motor Drome Company menggunakan beberapa motor Indian Scout keluaran 1920-an untuk memberikan penonton pengalaman unik tentang bagaimana pertunjukan dilakukan di masa kejayaannya dulu.
Tak hanya di Amerika Serikat, tong setan kemudian juga populer di Britania Raya. Meski begitu, pada 2000-an, hanya ada beberapa unit tong setan yang tersisa di Amerika Serikat. Di antaranya adalah "The Demon Drome", "Messhams Wall of Death", dan "Ken Fox Troupe".
Pada 28 Maret 2016, Guy Martin, yang merupakan pembalap Isle of Man TT, memecahkan rekor dunia untuk tong setan. Dia mencapai kecepatan 78.150 mph (125.770 km/jam) dalam siaran langsung berjudul Guy Martin's Wall of Death di televisi Inggris Channel 4.
Rekor dunia tersebut tercipta di tong setan berdiameter 37 meter, yang dirancang khusus untuk percobaan ini.