Grid.ID - Aksi Gubernur Jawa Barat saat temui massa demo kembali jadi perbincangan. Hal ini rupanya lantaran Dedi Mulyadi dikatain pencitraan saat temui masa demo.
Kejadian tersebut diketahui terjadi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, pada Jumat malam, 29 Agustus 2025 lalu. Dimana Dedi mengaku muncul lantaran berusaha untuk meredakan tegangan.
Pasalnya, saat itu masa demo hampir membakar gedung. Oleh karena terkait soal Dedi Mulyadi dikatain pencitraan saat temui masa demo, Gubernur Jawa Barat itu tak masalah.
"Kebayang kalau waktu itu saya tidak datang, ini terbakar. Bagi saya, apapun orang mengatakan tentang saya, apakah itu pencitraan, cari muka, enggak ada masalah," beber Dedi Mulyadi dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Sabtu (6/9/2025).
Ia juga membantah hadir di tengah-tengah massa demo hanya demi untuk mencari sensasi. Hal itu diungkap Dedi murni hanya untuk menenangkan sensasi.
Itulah sebabnya, meski dikatain pencitraan, Dedi tak marah dan mempermasalahkannya.
"Mau ngatain orang pencitraan enggak apa-apa," imbuh Dedi Mulyadi.
Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, pada malam kejadian itu meski Dedi sudah mencoba berdialog dengan massa, kericuhan tetap tak bisa dicegah.
Alhasil gas air mata sempat ditembakan, namun Dedi tetap menciba untuk beritikad mendengar suara rakyat meski ia juga sempat terkena lemparan botol dari massa. Oleh karenanya, Dedu meminta unjuk rasa untuk disampaikan dengan damai dan tidak anarkis.
Seperti melampiaskan ke perusakan fasilitas umum, pembakaran gedung, dan penjarahan.
"Saya berharap seluruh kekecewaan itu jangan dilampiaskan dengan melakukan perusakan fasilitas umum, menjarah, membakar gedung-gedung bersejarah. Pada akhirnya, tindakan itu akan merugikan kita semua," ujar Dedi.
Lebih lanjut, di momen isu soal Dedi Mulyadi dikatain pencitraan saat temui masa demo, sang Gubernur meminta agar seluruh pihak tetap sigap, termasuk aparat.
"Enggak boleh ada ramai dan rusuh. Kita akan senantiasa sigap untuk mengatasi seluruh problematika itu bersama jajaran TNI Polri," tegas Dedi Mulyadi.
"Saya juga memahami bahwa kami belum bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat di seluruh Jawa Barat," imbuhnya.