Apa Itu Heatstroke dan Suspected Seizure? Hasil Otopsi Penyebab Athaya Nasution Meninggal
Awaliyah P September 09, 2025 04:30 PM

Apa Itu Heatstroke dan Suspected Seizure? Hasil Otopsi Penyebab Athaya Nasution Meninggal

TRIBUNJATENG.COM - Apa itu heatstroke dan suspected seizure? Hasil otopsi penyebab Athaya Nasution meninggal dunia.

Meninggalnya Muhammad Athaya Helmi Nasution, mahasiswa Indonesia di Belanda, di Wina, Austria, pada Rabu (27/8/2025), menyisakan duka mendalam.

Hasil otopsi forensik mengungkapkan bahwa Athaya meninggal akibat suspected seizure yang dipicu heatstroke atau sengatan panas ekstrem.

Kedua istilah medis itu menjadi perhatian publik, mengingat Athaya wafat ketika sedang mendampingi rombongan pejabat Indonesia dalam kunjungan kerja.

Hasil Otopsi: Kombinasi Kelelahan dan Kekurangan Cairan

Menurut PPI Belanda, kondisi Athaya dipengaruhi aktivitas padat sejak pagi hingga malam selama tiga hari.

Minim waktu istirahat, kurang cairan, dan asupan nutrisi yang tidak cukup membuat tubuhnya drop.

"Menurut hasil autopsi forensik, almarhum suspected seizure kemungkinan besar mengalami heatstroke (sengatan panas) berkaitan dengan kurangnya cairan dan asupan nutrisi serta kelelahan yang mengakibatkan electrolyte imbalances dan hypoglycemia hingga berujung pada stroke," tulis PPI Belanda.

Apa Itu Heatstroke?

Heatstroke adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu lagi mengatur suhu akibat paparan panas berlebihan atau aktivitas fisik ekstrem.

Suhu tubuh bisa melonjak hingga di atas 40 derajat Celsius.

Jika tidak segera ditangani, heatstroke bisa merusak organ vital bahkan berujung pada kematian.

Gejala heatstroke biasanya berupa sakit kepala hebat, pusing, kulit panas dan kering, denyut nadi cepat, hingga hilang kesadaran.

Dalam kasus Athaya, faktor dehidrasi dan kelelahan panjang diduga memperparah kondisi ini.

Apa Itu Suspected Seizure?

Seizure adalah kondisi kejang akibat aktivitas listrik abnormal di otak.

Istilah suspected seizure digunakan ketika dokter forensik menemukan tanda-tanda kejang yang diduga dipicu kondisi medis tertentu, dalam hal ini heatstroke.

Kombinasi kejang, ketidakseimbangan elektrolit, serta hipoglikemia (turunnya kadar gula darah hingga di bawah normal) membuat tubuh Athaya tidak mampu bertahan.

Kelelahan Sebagai Pemicu Utama

Selama mendampingi rombongan DPR, OJK, dan Bank Indonesia di Wina, Athaya disebut jarang beristirahat.

Tugasnya sebagai pemandu membuat ia terus bergerak dari satu kegiatan ke kegiatan lain tanpa cukup jeda.

Faktor ini yang kemudian disebut sebagai pemicu utama heatstroke, yang berujung pada suspected seizure hingga stroke fatal.

Respons Kemenlu

Melalui siaran pres, Kemenlu memberikan tanggapan atas meninggalnya Athaya.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wina bersama Komunitas Islam Indonesia di Wina telah membantu proses pengurusan jenazah Muhammad Athaya Helmi Nasution.

Bantuan tersebut mencakup penyediaan dokumen serta pemulasaran jenazah sebelum dipulangkan ke Indonesia.

"KBRI Wina juga telah memberikan bantuan kekonsuleran berupa pengurusan dokumen, koordinasi dengan otoritas setempat dan sekaligus pemulasaran jenazah bersama dengan Komunitas Islam Indonesia di Wina," kata Kemlu dalam keterangan pers, Selasa (9/9/2025).

Selain itu, Kemenlu menegaskan akan memfasilitasi proses pemulangan jenazah ke tanah air.

Menanggapi desakan agar pemerintah turut bertanggung jawab atas meninggalnya Athaya yang ketika itu mendampingi pejabat publik, Kemenlu membantah.

Mereka menyebut penugasan Athaya bukan berasal dari pemerintah, melainkan dari pihak event organizer (EO) yang mengatur acara kunjungan.

"Sedangkan penugasan panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa, keseluruhannya dikelola langsung oleh pihak EO dari Indonesia," demikian menurut Kemenlu. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.