Jakarta (ANTARA) - Sistem tata udara efisien dapat menekan risiko bagi pasien serta tenaga medis dari infeksi maupun paparan kualitas udara buruk di rumah sakit.

"Sirkulasi udara yang sehat dan efisien menjadi salah satu faktor penting agar pekerja, pengunjung dan pasien terlindungi (dari paparan penyakit)," kata Wakil Ketua 1 Komunitas Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit dr. Afrina dalam konferensi pers Pameran Pendingin dan Tata Udara Indonesia 2025 di Jakarta, Selasa.

Oleh karena itu, dia menekankan bahwa ruangan isolasi, unit perawatan intensif, maupun ruang operasi harus memiliki standar ventilasi dan tekanan udara yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran bakteri maupun virus di dalam fasilitas kesehatan.

Menurutnya, jika sistem tata udara di rumah sakit tidak memadai, risiko infeksi akan meningkat sehingga membahayakan pasien maupun tenaga medis.

Afrina kemudian mengingatkan pengalaman saat pandemi COVID-19 yang dapat menjadi pelajaran penting untuk memperhatikan sistem tata udara rumah sakit karena dapat berperan langsung dalam mencegah penyebaran virus.

“Kalau sistem ventilasi dan filtrasi tidak diperhatikan, ke depan nanti risikonya bisa jauh lebih besar dari yang sudah terjadi,” katanya.

Ia menyebut tata udara sehat kini bahkan telah menjadi salah satu komponen penilaian akreditasi rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Regulasi itu sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja di rumah sakit.

“Keselamatan tenaga medis dan pengunjung harus dipastikan, sehingga lingkungan kerja di rumah sakit tidak malah menambah risiko baru bagi pekerja medis dan pasien,” ujarnya.

Tata udara rumah sakit juga telah diatur dalam standar nasional pembangunan infrastruktur. Sejumlah standar tata cara perancangan sistem tata udara di bangunan, termasuk fasilitas kesehatan, masuk dalam Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 serta PP No. 16 Tahun 2021.

Teknologi pendingin

Sementara itu, Presiden American Society of Heating, Refrigerating, and Air-conditioning Engineers (ASHRAE) Indonesia Ferdian Lo menyebut teknologi pendingin hemat energi kini dapat mendukung kebutuhan keamanan dan efisiensi di rumah sakit.

“Industri pendingin tidak hanya mengembangkan sistem yang lebih ramah lingkungan tapi juga dapat menjaga standar keselamatan dan kesehatan di banyak infrastruktur, terutama di rumah sakit,” ucapnya.

Pameran Pendingin dan Tata Udara Indonesia 2025 di International Expo Kemayoran, Jakarta pada 24-26 September 2025 akan menghadirkan teknologi dan inovasi pendinginan serta tata udara terbaru bagi berbagai sektor dalam upaya transisi menuju bangunan rendah karbon.

Ia menyebut, salah satu fokus pameran adalah menampilkan solusi tata udara untuk sektor kesehatan terutama di rumah sakit.

“Jakarta menjadi etalase penting karena banyak rumah sakit besar berada di sini,” katanya.

Ia berharap rumah sakit di Jakarta dan kota lain di Indonesia dapat mengimplementasikan teknologi dan inovasi yang dipamerkan demi mengurangi jumlah konsumsi energi dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.