700 warga India terlantar di Bandara Internasional Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, setelah otoritas bandara menutup semua operasional penerbangan pada Selasa kemarin.
Dikutip dari , Rabu (10/9/2025) penutupan dilakukan menyusul meningkatnya aksi protes massal yang terjadi di berbagai wilayah Nepal.
Seorang pejabat senior pemerintah India yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada The Hindu bahwa empat dari enam penerbangan yang dijadwalkan membawa penumpang pulang ke India dibatalkan setelah bandara ditutup sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
"Hampir 700 penumpang pesawat terlantar. Kami telah mengetahui masalah ini dan sedang berkomunikasi dengan maskapai penerbangan serta Kementerian Luar Negeri," ujar pejabat itu.
Maskapai IndiGo dan Air India mengonfirmasi pembatalan penerbangan mereka pada hari itu, sementara IndiGo dan SpiceJet juga mengumumkan pembatalan jadwal penerbangan mereka untuk hari ini.
Salah satu penumpang, Preeti Choudhury, yang seharusnya terbang kembali ke India menggunakan penerbangan IndiGo pukul 14.00 waktu setempat, menceritakan kondisi kacau yang terjadi di dalam bandara.
"Staf maskapai meminta kami melewati imigrasi setelah sampai di gerbang keberangkatan, yang pada dasarnya berarti kami tidak bisa kembali menghubungi staf bandara. Kami kemudian menemukan bagasi kami berserakan di dekat area pengambilan bagasi," ungkpanya.
Choudhury menyebut bahwa kondisi di sekitar bandara terlihat mencekam, dengan asap mengepul di luar gedung terminal, yang diduga berasal dari gas air mata yang digunakan aparat untuk membubarkan massa demonstran.
"Pesawat milik IndiGo dan Air India sempat terlihat terbang rendah di atas bandara, namun akhirnya tidak mendarat dan kembali terbang. Truk-truk militer mulai berdatangan ke area landasan pacu, dan saya juga melihat setidaknya satu helikopter lepas landas dari sana," imbuh Choudhury.
Menurutnya, para penumpang benar-benar dibiarkan tanpa arahan yang jelas. Sehingga kebingunan dengan situasi yang terjadi.
"Baik IndiGo maupun Air India menelantarkan penumpang mereka dan membiarkan kami mengurus diri sendiri. Hanya ada tiga petugas keamanan yang memberi tahu bahwa meninggalkan bandara sangat tidak aman," kata Choudhury.
Situasi makin rumit setelah muncul laporan bahwa Bandara Kathmandu disebut sebagai salah satu target potensial para demonstran. Sumber dari pemerintah India menyebut bahwa para pengunjuk rasa khawatir sejumlah tokoh politik Nepal akan mencoba melarikan diri melalui bandara internasional tersebut.
Sementara itu, sumber dari pihak maskapai mengungkapkan bahwa semua staf, termasuk personel keamanan dan maskapai telah diperintahkan untuk segera meninggalkan area bandara dan pulang ke rumah, yang berujung pada kekacauan total.
Hingga saat ini belum ada kepastian kapan bandara akan kembali dibuka dan bagaimana nasib ratusan penumpang yang masih tertahan di lokasi. Pemerintah India masih terus melakukan koordinasi untuk mengevakuasi warganya yang terdampak.